Page 460 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 460
Judul Merasa Dilecehkan, Aktivis Buruh: Gubernur Banten Kacang Lupa
Kulitnya
Nama Media jurnas.com
Newstrend Upah Minimum 2022
Halaman/URL https://www.jurnas.com/artikel/108258/Merasa-Dilecehkan-Aktivis-
Buruh-Gubernur-Banten-Kacang-Lupa-Kulitnya/
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-12-24 10:09:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 10.000.000
News Value Rp 30.000.000
Kategori Ditjen PHI & Jamsos, Non Rilis
Layanan Korporasi
Sentimen Negatif
Narasumber
negative - Jusuf Rizal (Ketum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI))
Wahidin Halim itu seperti kacang lupa kulitnya. Waktu maju jadi gubernur butuh suara pekerja
dan buruh. Tapi setelah jadi, bukannya mendukung malah jadi arogan seolah perjuangan buruh
itu mengganggu
negative - Jusuf Rizal (Ketum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI))
Semestinya Wahidin Halim walau kurang sejalan dengan permintaan kenaikan yang telah diatur
dalam UU itu, tidak perlu bersikap arogan dan tidak menghargai perjuangan pekerja dan buruh.
Seolah Wahidin Halim sudah paling benar dan bersih
negative - Jusuf Rizal (Ketum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FSPTSI))
Jika Wahidin Halim terus lari-lari tidak mau menampung aspirasi pekerja dan buruh, bahkan
terkesan memandang sebelah mata perjuangan pekerja dan buruh, maka gerakan itu bisa
memunculkan perlawanan yang merugikan Wahidin Halim
Ringkasan
Para buruh di Banten meminta negosiasi agar ada kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMP) di Provinsi Banten. Namun para pekerja kaget atas sikap Gubernur Banten Wahidin Halim.
Alih-alih mendukung, ia malah melontarkan statemen tidak simpatik dengan meminta agar
perusahaan mencari karyawan lain saja jika para pekerja tak mau dengan UMP saat ini.
MERASA DILECEHKAN, AKTIVIS BURUH: GUBERNUR BANTEN KACANG LUPA
KULITNYA
Jurnas.com -- Para buruh di Banten meminta negosiasi agar ada kenaikan Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMP) di Provinsi Banten. Namun para pekerja kaget atas sikap Gubernur
Banten Wahidin Halim. Alih-alih mendukung, ia malah melontarkan statemen tidak simpatik
dengan meminta agar perusahaan mencari karyawan lain saja jika para pekerja tak mau dengan
459

