Page 110 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 110

Title            PHK DIPERMUDAH, PESANGON TAK JELAS

               Media Name       Malang Post
               Page/URL         5

               Journalist       Udi
               Article Type     Photo News

               Pub. Date        2020-02-17

               Newstrend        OMNIBUS LAW
               Size/Color       833 / Color

               Category &       Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Negative
               Sentiment

               Summary

               Serikat Pekerja Nasional (SPN) menyatakan bahwa Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta
               Kerja secara nyata mereduksi fungsi Undang-Undang Ketenagakerjaan dalam melindungi para pekerja
               dalam negeri.

               Ketua Umum SPN, Joko Haryono menyatakan bahwa serikat pekerja sama sekali tidak dilibatkan dalam
               penyusunan  RUU  tersebut.  Joko  menegaskan,  salinan  draf  resmi  RUU  Cipta  Kerja  yang  telah
               diserahkan kepada Pimpinan DPR menunjukkan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh pemilik
               perusahaan terkesan lebih mudah. Sebab, pasal-pasal sanksi pidana terkait PHK sepihak dihapus.

               Quote
               PHK dipermudah, pesangon tidak jelas. PHK menjadi pasti, tapi pesangon sebatas janji. Ini sama saja
               dengan membuat tidak adanya jaminan bagi pekerja

               -- Joko Haryono, Ketua Umum SPN
               PHK DIPERMUDAH, PESANGON TAK JELAS

               Serikat Pekerja Nasional (SPN) menyatakan bahwa Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta
               Kerja secara nyata mereduksi fungsi Undang-Undang Ketenagakerjaan dalam melindungi para pekerja
               dalam negeri.

               Ketua Umum SPN, Joko Haryono menyatakan bahwa serikat pekerja sama sekali tidak dilibatkan dalam
               penyusunan  RUU  tersebut.  Joko  menegaskan,  salinan  draf  resmi  RUU  Cipta  Kerja  yang  telah
               diserahkan kepada Pimpinan DPR menunjukkan bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh pemilik
               perusahaan terkesan lebih mudah. Sebab, pasal-pasal sanksi pidana terkait PHK sepihak dihapus.

               Mereka yang menjadi korban PHK memang dijanjikan pesangon oleh pemilik perusahaan. Namun,
               pesangon  yang  diberikan  maksimal  hanya  17  bulan  gaji.  Di  sisi  lain  kewajiban  perusahaan  dalam
               memberikan pesangon pun tidak disertai dengan pasal sanksi perusahaan jika tidak membayarkan
               pesangon.
               "PHK dipermudah, pesangon tidak jelas. PHK menjadi pasti, tapi pesangon sebatas janji. Ini sama saja
               dengan membuat tidak adanya jaminan bagi pekerja," kata Joko dalam Konferensi Pers Konfederasi
               Serikat Pekerja Indonesia di Jakarta, Ahad (16/2).
               Lebih lanjut, Joko menekankan bahwa RUU Cipta Kerja secara nyata telah menghilangkan fungsi job
               security, salary security, serta social security. Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115