Page 113 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 113

Title           9 POIN KONTROVERSIAL OMNIBUS LAW CIPTA KERJA VERSI KSPI

               Media Name      sindonews.com
                               https://nasional.sindonews.com/read/1528756/12/9-poin-kontroversial-omnibus-
               Page/URL
                               law-cipta-kerja-versi-kspi-1581905366
               Journalist      Rico Afrido Simanjuntak

               Article Type    News

               Pub. Date       2020-02-17
               Newstrend       OMNIBUS LAW

               Size/Color      1 / Color
               Category &      Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Negative
               Sentiment

               Summary
               Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI) mengungkap  sembilan  poin  kontroversial  dalam  draf
               Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Maka itu, KSPI menolak draf Omnibus
               Law Cipta Kerja yang telah diserahkan pemerintahan ke DPR, pekan lalu.


               Quote

               Jika yang berlaku hanya UMP, maka upah pekerja di Karawang yang saat ini 4,5 juta bisa turun menjadi
               hanya 1,81 juta
               -- Said Iqbal, Presiden KSPI

               9 POIN KONTROVERSIAL OMNIBUS LAW CIPTA KERJA VERSI KSPI

               Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI) mengungkap  sembilan  poin  kontroversial  dalam  draf
               Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Maka itu, KSPI menolak draf Omnibus
               Law Cipta Kerja yang telah diserahkan pemerintahan ke DPR, pekan lalu.

               Berikut ini sembilan poin kontroversial tersebut:
               1. Hilangnya Upah Minimum

               Presiden  KSPI  Said  Iqbal  mengatakan,  hal  tersebut  terlihat  dengan  munculnya  pasal  yang
               menyebutkan bahwa upah didasarkan per satuan waktu. Dia mengatakan, ketentuan itu membuka
               ruang adanya upah per jam. Ketika upah dibayarkan per jam, lanjut dia, otomatis upah minimum akan
               hilang.

               Selain itu, kata dia, dalam RUU Cipta Kerja, upah minimun hanya didasarkan pada Upah Minimum
               Provinsi  (UMP).  Dengan  demikian,  lanjut  dia,  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  dan  Upah
               Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) dihapus.

               Padahal,  kata  dia,  UMP  tidak  dibutuhkan  dan  tidak  ada  daerah  di  seluruh  wilayah  Indonesia
               pengusahanya  membayar  pakai  UMP,  tetapi  mereka  membayar  upah  minimum  buruh  dengan
               menggunakan UMK atau UMSK, kecuali di DKI Jakarta dan Yogjakarta. "Dengan kata lain, berarti RUU
               ini menghilangkan upah minimum," ujarnya.
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118