Page 49 - Berita Omnibus Law Cipta Kerja 17-18 Februari 2020
P. 49

Article Type     News

               Pub. Date        2020-02-18
               Newstrend        OMNIBUS LAW

               Size/Color       464 / Black/White
               Category &       Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Positive
               Sentiment

               Summary
               Di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang memprihatinkan dalam beberapa tahun terakhir ini, yang
               diindikasikan dari besaran tingkat pertumbuhan ekonomi nasional hanya di kisaran 5% per tahun,
               pemerintah lalu berinisiatif menerbitkan jurus pamungkas melalui UU Sapu Jagat yang lazim dikenal
               dengan sebutan Omnibus Law.
               Meski Omnibus law bukan sebuah pekerjaan mudah, karena harus mampu mengonsolidasikan semua
               regulasi,  baik  undang-undang  maupun  semua  aturan  yang  terkait  dijadikan  satu  payung  hukum.
               Misalnya,  regulasi  terkait  investasi  menyangkut  banyakUUseper-ti  UU  Otonomi  Daerah,
               Ketenagakerjaan,  Lingkungan  Hidup,  dan  lain-lain.  Namun,  berdasarkan  mapping  sementara,
               penyederhanaan regulasi melalui Omnibus law setidaknya mampu mendorong gairah investasi dalam
               waktu tak terlalu lama. Namun, harmonisasi sekitar 72 aturan yang terbagi dalam lima ldaster, yaitu
               perizinan, penataan kewenangan, sanksi, pembinaan dan pengawasan, membutuhkan dukungan dari
               semua Kementerian dan Lembaga (K/L) serta membutuhkan persepsi yang sama terhadap sebuah
               permasalahan.
               SUKSESKAH UU SAPU JAGAT?

               Di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang memprihatinkan dalam beberapa tahun terakhir ini, yang
               diindikasikan dari besaran tingkat pertumbuhan ekonomi nasional hanya di kisaran 5% per tahun,
               pemerintah lalu berinisiatif menerbitkan juruspa-mungkas melalui UU Sapu Jagat yang lazim dikenal
               dengan sebutan Omnibus Law.

               Meski Omnibus law bukan sebuah pekerjaan mudah, karena harus mampu mengonsolidasikan semua
               regulasi,  baik  undang-undang  maupun  semua  aturan  yang  terkait  dijadikan  satu  payung  hukum.
               Misalnya,  regulasi  terkait  investasi  menyangkut  banyakUUseper-ti  UU  Otonomi  Daerah,
               Ketenagakerjaan,  Lingkungan  Hidup,  dan  lain-lain.  Namun,  berdasarkan  mapping  sementara,
               penyederhanaan regulasi melalui Omnibus law setidaknya mampu mendorong gairah investasi dalam
               waktu tak terlalu lama. Namun, harmonisasi sekitar 72 aturan yang terbagi dalam lima ldaster, yaitu
               perizinan, penataan kewenangan, sanksi, pembinaan dan pengawasan, membutuhkan dukungan dari
               semua Kementerian dan Lembaga (K/L) serta membutuhkan persepsi yang sama terhadap sebuah
               permasalahan.

               Patut diketahui, sebelumnya banyak investor enggan berinvestasi masuk ke sektor industri karena ada
               sejumlah hambatan dan liemahnya pemenuhan kebutuhan industri, seperti masalah ketersediaan
               lahan,  ketenagakerjaan,  dukungan  bahan  baku,  energi,  biaya  logistik  dan  stimulus  fiskal  untuk
               mendukung daya saing industri.
               Tidak hanya itu. Investor juga menghadapi berbagai kendala dan waktu perizinan yang cukup rumit
               sehingga  mempersulit  untuk  memulai  mendirikan  industri  di  negeri  ini.  Belum  lagi  menghadapi
               sejumlah  birokrat  di  daerah  yang  selama  ini  dianggap  mempersulit masuknya  investor  ke  daerah
               tertentu.
               Meski  sebelumnya  pemerintah  telah menerbitkan  banyak  paket  kebijakan  ekonomi  (PKE),  namun
               pada  kenyataannya  belum  mampu  mengatasi  hambatan  investasi.  Kalangan  pengusaha  masih
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54