Page 263 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 263

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Baskara Aji Kadarmanto menuturkan rapat hari ini agendanya
              adalah  mendengarkan  besaran  usulan  UMK  yang  dilaporkan  oleh  masing-masing  dewan
              pengupahan. Sultan HB X belum memutuskan berapa UMK yang akan diberlakukan 2022 nanti.

              "Besaran usulan UMK tersebut akan menjadi pertimbangan. Besok akan diumumkan," tutur Aji,
              Kamis (18/11/2021).

              Terkait besarannya, Aji mengatakan jika UMP dan UMK di DIY bisa dimungkinkan lebih tinggi
              dari provinsi lain. Karena, skema penentuan UMP dan UMK kali ini mengacu pada Peraturan
              Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.

              Dalam PP tersebut, salah satu formulasi penetapan UMP dan UMK adalah angka inflasi atau
              pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisinya berbeda dengan tahun lalu yang menggunakan angka
              inflasi maupun pertumbuhan ekonomi nasional.

              "Bisa jadi bukan lagi terendah di Indonesia," ujar dia.

              Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Budiyono mengatakan pihaknya
              mengusulkan kenaikan sebesar 5 sampai 7 persen untuk UMK 2022. Angka tersebut mereka
              sampaikan saat pertemuan dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

              "Usulan tersebut terbilang sudah ideal. Selain karena ekonomi mulai pulih meski masih pandemi,
              kenaikan tersebut juga terbilang sesuai dengan kebutuhan buruh," ujar dia.
              Budi mengakui usulan itu bersifat dilemati saat ekonomi juga baru mulai merangkak naik ini.
              Karena pandemi corona juga berpengaruh pada perusahaan. kalaupun tidak naik sesuai usulan,
              paling tidak ia berharap ada kenaikan 3-4 persen.

              Ketua  DPRD  Gunungkidul,  Endah  Kuntari  Surbekti  mengatakan  kenaikan  UMP  dan  UMK  ini
              memang sebuah dilema. Mengingat saat ini dampak pandemi masih terasa bagi sektor ekonomi.
              Jika ada kenaikan maka akan semakin berst bagi kalangan usaha untuk bisa memenuhinya.

              "Saya minta pertimbangkan masak-masak kenaikan UMK agar tidak memberatkan pengusaha.
              Karena memang dampak pandemi masih terasa," ujar dia.

              Meskipun saat ini sudah ada geliat ekonomi namun belum sepenuhnya normal. Para pengusaha
              masih  harus  mengumpulkan  modal  terlebih  dahulu  untuk  memulai  usahanya  lagi.  Dan
              menurutnya untuk membayar karyawan masih disesuaikan dengan kemampuan perusahaan.

























                                                           262
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268