Page 517 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 517

Judul               Buruh Menolak UMP 2022, Pengusaha Anggap Adil
                Nama Media          Rakyat Maluku
                Newstrend           Upah Minimum 2022
                Halaman/URL         Pg5
                Jurnalis            jawapos.com
                Tanggal             2021-11-18 13:18:00
                Ukuran              88x307mmk
                Warna               Hitam/Putih
                AD Value            Rp 16.940.000

                News Value          Rp 50.820.000
                Kategori            Ditjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif




              Ringkasan
              KONFEDERASI  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSP1)  menolak  formulasi  kenaikan  upah  minimum
              (UM) yang dibuat pemerintah. Buruh/ pekerja bahkan mengancam mogok massal bila ketentuan
              tersebut tetap dilaksanakan.



              BURUH MENOLAK UMP 2022, PENGUSAHA ANGGAP ADIL
              KONFEDERASI  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSP1)  menolak  formulasi  kenaikan  upah  minimum
              (UM) yang dibuat pemerintah. Buruh/ pekerja bahkan mengancam mogok massal bila ketentuan
              tersebut tetap dilaksanakan.

              Ada  sejumlah  alasan  yang  mendasari  penolakan  tersebut.  Ketua  KSPI  Said  Iqbal
              mengungkapkan,  penggunaan  PP  36/2021  dalam  penghitungan  UM  merupakan  tindakan
              inkonstitusional. Sebab, dalam UU Cipta Kerja Klaster ketenagakerjaan, tak disebutkan bahwa
              penghitungan  kenaikan  UM  akan  DIYabarkan  dalam  peraturan  pemerintah  (PP).  "Formula
              kenaikan upah minimum dengan istilah batas atas (BA) dan batas bawah (BB) tidak dikenal
              dalam UU Ciptaker" ujarnya dalam temu media kemarin (16/11). Menurut Said, penggunaan UU
              Ciptaker dan PP 36/2021 itu mencederai hukum. Sebab, saat ini UU Ciptaker sedang menjalani
              judicial  review.  Dengan demikian,  karena  belum  berketetapan  hukum,  seharusnya  peraturan
              masih menggunakan UU 13/2003 tentang Ketenagakerjaan dan PP 78/2015.

              Dia menerangkan, buruh sejatinya sudah melakukan survei standar kebutuhan hidup layak (KHL)
              yang selama ini menjadi penentu kenaikan UM berdasar UU 133/2003. Dari hasil survei di 10
              provinsi, diperoleh rata-rata total KHL 7-10 persen. Lalu, bila menggunakan PP 78/2015 yang
              mengacu  pada  inflasi  dan  pertumbuhan  ekonomi,  kenaikan  UM  minimal  4  persen.  "Dengan
              demikian, keduanya klop. Kenaikan upah minimum 5-7 persen. Itu dasarnya," tuturnya.
              Sementara itu, respons sebaliknya ditunjukkan kalangan pengusaha. Mereka menilai formulasi
              UMP yang tertuang dalam PP 36/2021 sudah sesuai dengan kemampuan perusahaan, Peraturan
              menyatakan bahwa rata-rata penyesuaian UMP di seluruh provinsi sebesar 1,09 persen. "Angka
              tersebut adil dengan parameter yang merefleksikan kondisi rill seperti rata-rata konsumsi dan
              tingkat  pengangguran,"  ujar  Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi

                                                           516
   512   513   514   515   516   517   518   519   520   521   522