Page 156 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 156

cukup  lega.  Hal  ini  lantaran  dalam  beberapa  poin  yang  dicantumkan,  dikatakan  bahwa
              perusahaan wajib membayar THR Keagamaan paling lama H-7 sebelum lebaran.


              PENGUSAHA DIWAJIBKAN BAYAR THR PENUH, BURUH DI SUMUT DILEMA
              TERNYATA SUDAH BANYAK PHK SEPIHAK

              TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kebijakan Surat Edaran (SE) mengenai Pelaksanaan Pemberian
              Tunjangan Hari Raya Keagamaan yang dikeluarkan pada Senin (12/4/2021) kemarin, ternyata
              membuat para buruh di Sumut cukup lega.

              Hal ini lantaran dalam beberapa poin yang dicantumkan, dikatakan bahwa perusahaan wajib
              membayar THR Keagamaan paling lama H-7 sebelum lebaran.

              Ketua  Forum  Serikat  Pekerjaan  Metal  Indonesia  (FSPMI)  Sumut,  Willy  Agus  Utomo  turut
              mengapresiasi kebijakan tersebut.

              "Kita apresiasi lah karena tuntutan kita kan jangan ada pencicilan THR. Sebenarnya tidak pakai
              surat  edaran  ini  kan  THR  merupakan  hal  yang  wajib  dibayar  kepada  pekerja  buruh  yang
              khususnya beragama Islam," ungkap Willy, Selasa (13/4/2021).

              Dikatakannya,  kebijakan  tahun  ini  lebih  baik  dibanding  tahun  lalu  yang  memperbolehkan
              perusahaan untuk melakukan cicilan.

              Willy menilai hal ini kurang efektif lantaran hampir 40 persen perusahaan mencicil dalam waktu
              setahun.

              "Kalau tahun lalu tetap banyak masalah yang terjadi dari pembayaran THR. Karena kalau tahun
              lalu ada surat edaran menteri boleh cicil THR itu hampir 40 persen perusahaan melakukan cicilan
              THR  bahkan  ada  perusahaan  yang  baru  selesai  bayar  cicilan  THR  tahun  lalu  baru-baru  ini,"
              ujarnya.
              Namun hal ini menjadi dilema bagi para buruh. Dikatakan Willy, ada beberapa perusahaan yang
              mulai perlahan melakukan PHK untuk menghindari pembayaran THR.

              "Di sini jadi dilema kami bahwa selain perusahaan menghindari THR justru banyak PHK karena
              mereka pakai cara PHK agar menghindari kewajiban THR," tuturnya.

              Terkait hal ini, Willy berharap ke depannya pihak Dinas Ketenagakerjaan Sumut turut memantau
              ataupun mengawasi perusahaan agar tidak melakukan pelanggaran.

              "Kita  meminta  kepada  Disnaker  Sumut  agar  membuat  Satgas  untuk  mengawasi  THR  di
              kabupaten  dan  provinsi  masing-masing.  Masih  banyak  pelanggaran  perusahan  yang  lalai
              melaksanakan kewajiban THR ini," kata Willy.
              Dalam  poin  SE  tersebut  dikatakan  bahwa  bagi  perusahaan  yang  terdampak  Covid-19  dapat
              melakukan musyawarah dan berdialog dengan buruh untuk mendapatkan kesepakatan bersama.

              "Kalau THR ini harapan buruh agar pengusaha tetap bayar THR dua Minggu paling lama sebelum
              lebaran, itu permintaan para buruh. Walaupun disitu ada poin yang mengatakan bahwa ada
              perusahan yang tidak mampu atau Terdampak Covid dengan dibuktikan catatan keuangan yaitu
              kita berharap pemerintah tidak berlindung di balik poin tersebut," pungkasnya.

              (cr13/tribun-medan.com).



                                                           155
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161