Page 153 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 153

membaik,  maka  THR  wajib  dibayar  penuh.  Kebijakan  ini  ditanggapi  beragam  pengusaha
              Soloraya.


              THR WAJIB DIBAYAR PENUH, INI KATA PENGUSAHA SOLORAYA

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengeluarkan aturan pemberian tunjangan hari raya
              (THR) keagamaan pada Senin (12/4/2021). Aturan pemberian THR ini wajib dibayarkan penuh
              kepada pekerja dan buruh.
              Hal ini berbeda dengan tahun lalu saat pengusaha diberi kelonggaran pemberian THR karena
              usahanya terdampak Covid-19. Tahun ini, ekonomi diklaim sudah lebih membaik, maka THR
              wajib dibayar penuh. Kebijakan ini ditanggapi beragam pengusaha Soloraya.

              Pengusaha Mebel, David R Wijaya, mengatakan THR merupakan bagian dari kewajiban yang
              harus dibayarkan perusahaan untuk membantu karyawan dalam memenuhi kebutuhan Hari Raya
              Idulfitri. Namun demikian, adanya pandemi Covid-19 yang masih berlangsung membuat kondisi
              perusahaan tak semuanya membaik.

              "Prinsipnya selama perusahaan mampu sebaiknya dibayarkan. Tapi, kalau tidak ya jujur karena
              kalau dipaksakan juga tidak baik. Misalnya, perusahaan hanya mampu membayar THR separuh.
              Hal terpenting adalah transparan sehingga karyawan bisa memahami kesulitan perusahaan,"
              ujar dia, kepada Selasa (13/4/2021).
              Ketua Asosiasi Permebelan Indonesia (Asmindo) Solo ini menambahkan THR merupakan ranah
              masing-masing perusahaan karena kemampuan finansial berbeda. Pihaknya berharap THR bisa
              diberikan meski sedikit agar karyawan termotivasi. Menurutnya, karyawan bukan alat, tetapi
              aset.
              Di sisi lain, ia menilai kebijakan soal THR yang dikeluarkan pemerintah tahun ini dimaksudkan
              untuk kebaikan bersama. Hal ini dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian semakin baik
              meski  masih  pandemi.  Selain  itu,  pemerintah  juga  telah  mengucurkan  berbagai  program
              bantuan. Mulai dari relaksasi kredit, insentif pajak, dan sebagainya.

              "Akan tetapi, ini kembali lagi pada kemampuan recovery perusahaan. Bisa jadi dampak pandemi
              cukup parah sehingga belum bisa pulih lagi. Jadi, kalau memang perusahaan sudah mampu ya
              bayarkan [THR], kalau belum ya sampaikan. Ini jalan terbaik," imbuh dia.
              Hal serupa diungkapkan pengusaha tekstil, Lilik Setiawan. Menurutnya, SE Kemnaker terkait THR
              dinilai sudah tepat. Mulai dari karyawan yang memenuhi persyaratan memeroleh THR, masa
              kerja, hingga besaran yang mesti diberikan.

              "Di  SE  ini  pemerintah  juga  tidak  menutup  mata  bagi  perusahaan  yang  kesulitan  memenuhi
              kewajiban diharapkan bisa melakukan komunikasi tripartit dengan karyawan. Jadi, komunikasi
              ini kalau mau dijalankan harus ada bukti dokumennya supaya tidak hanya saling klaim," ungkap
              dia.

              Pengurus  Asosiasi  Pertekstilan  Indonesia  (API)  Jawa  Tengah  ini  menyebut  aturan  juga
              memberikan petunjuk bagaimana komunikasi dilakukan jika perusahaan belum belum mampu
              membayarkan THR. Artinya, perusahaan mesti membeberkan neraca keuangan sehingga jelas
              kondisinya.
              Dalam  hal  ini,  pihaknya  mengapresiasi  sehingga  ada  keterbukaan  dan  tidak  ada
              kesalahpahaman.  Tak  bisa  dimungkiri,  pandemi  membuat  semua  kondisi  sulit.  Situasi  ini
              menerpa baik baik pekerja yang masih bekerja dan perusahaan pemberi kerja.

                                                           152
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158