Page 195 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 195

DISNAKER JATIM: PERUSAHAAN BISA BIKIN KESEPAKATAN DENGAN PEKERJA
              SOAL THR
              Surabaya, NewMalangPos -Menaker Ida Fauziya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan
              Tahun  2021  bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan.  SE  ini  ditujukan  pada  gubernur  di  seluruh
              Indonesia. Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Himawan Estu
              Bagijo mengatakan pihaknya telah menerima SE ini.

              Kendati demikian, di masa pandemi Covid-19 ini, Himawan tak memungkiri jika ada perusahaan
              yang kesulitan membayar THR. Namun, jika belum bisa membayar, perusahaan harus terbuka
              dengan karyawannya dengan menggelar dialog dan membuka kondisi keuangan perusahaan.

              "Kalau perusahaan nggak mampu bayar THR, bisa bikin kesepakatan saja sama pekerjanya.
              Pengusaha  harus  jujur kalau  bisa  bayar  ya bayar,  kalau  enggak  bisa ya  jujur.  Ini  persoalan
              keterbukaan, kondisi keterbukaan," kata Himawan dilansir dari detikcom di Surabaya, Selasa
              (13/4).

              Jika pekerja tidak masalah dengan penundaan pembayaran THR, Himawan menyebut hal ini tak
              menjadi persoalan. Namun, pembayaran harus tetap diberikan sesuai dengan SE Menteri dan
              kesepakatan.
              Kendati demikian, Himawan menyebut pihaknya juga membuka layanan pengaduan bagi buruh
              yang mempersoalkan pembayaran THR.

              "Kecuali  kalau  ada  pekerja  yang  ngadu  ya  kita  turun.  Sepanjang  tidak  ada  pengaduan  kita
              anggap selesai. Kita juga selalu ada call center, nomor pengawas selalu ada. Tapi belum ada
              laporan sampai saat ini," tambahnya.

              Sebelumnya,  dalam  SE  menaker  juga  dijelaskan,  bagi  perusahaan  yang  masih  terdampak
              pandemi Covid-19 dan berakibat tidak mampu memberikan THR Keagamaan tahun 2021 sesuai
              waktu  yang  ditentukan  dalam  peraturan  perundang-undangan,  Ida  meminta  Gubernur  dan
              Bupati/Wali  kota  agar  memberikan  solusi.  Dengan  mewajibkan  pengusaha  melakukan  dialog
              dengan pekerja/buruh untuk mencapai kesepakatan yang dilaksanakan secara kekeluargaan dan
              dengan itikad baik.
              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis dan memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan  syarat  paling  lambat  dibayar  sampai  sebelum  Hari  Raya  Keagamaan  tahun  2021
              pekerja/buruh yang bersangkutan," kata Ida.

              Ida  mengatakan  kesepakatan  mengenai  waktu  pembayaran  THR  keagamaan  tersebut  harus
              dipastikan tidak sampai menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan
              tahun  2021  kepada  pekerja/buruh  dengan  besaran  sesuai  ketentuan  peraturan  perundang-
              undangan.
              "Perusahaan yang melakukan kesepakatan dengan pekerja atau buruh agar melaporkan hasil
              kesepakatan  kepada  dinas  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang
              Ketenagakerjaan setempat," katanya.

              Lebih lanjut, Ida juga meminta kepada perusahaan agar dapat membuktikan ketidakmampuan
              untuk  membayar  THR  Keagamaan  tahun  2021  sesuai  waktu  yang  ditentukan  berdasarkan
              laporan keuangan internal perusahaan secara transparan. (hil/iwd/dtk/mg3/ley/nmp).





                                                           194
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200