Page 199 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 APRIL 2021
P. 199

WAJIB BAYAR THR H-7 LEBARAN, APINDO SUMUT SEBUT PERUSAHAAN YANG
              BERGERAK DI PARIWISATA KESULITAN

              TRIBUN-MEDAN.com  -  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  mengumumkan
              tunjangan hari raya (THR) keagamaan Tahun 2021 wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada
              pekerja atau buruh paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan tiba.

              Disebutkan dalam Surat Edaran (SE) Kemenaker No. M/6/HK.04/IV/2021, bagi perusahaan yang
              terdampak Covid-19 dan tidak mampu membayar THR tepat waktu diwajibkan berdialog dengan
              karyawan untuk mencapai kesepakatan.

              "Kesepakatan tersebut dibuat secara tertulis yang memuat waktu pembayaran THR Keagamaan
              dengan syarat paling lambat sebelum hari raya keagamaan tahun 2021," demikian kutipan SE
              tersebut.

              Sekretaris  DPD  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Sumut,  Laksamana  Adiyaksa
              mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan masih berada dalam kondisi yang belum pulih.
              Untuk itu, tentunya perusahaan harus melakukan dialog dengan buruh/pekerja.

              "Covid-19  udah  setahun  lebih.  Bagi  yang  masih  bisa  bertahan  kita  mengharapkan  dapat
              memenuhi kewajiban tersebut. Dibicarakanlah dengan karyawan di dalam perusahaan. Tentunya
              karyawan dan pengusaha perusahaan itu sendiri lebih paham kondisi internal perusahaannya,"
              ungkap Laksamana, Selasa (13/4/2021).

              Lanjutnya,  Laksamana  juga  turut  mengakui  bahwa  beberapa  perusahaan  masih  merangkak
              dengan sulit dalam menghadapi pandemi selama satu tahun terakhir.

              "Justru setahun tarik nafas keadaannya agak parah. Kalau lebaran tahun lalu baru berapa bulan
              kena dampak Covid-19 sekitar bulan Februari. Istilahnya perusahaan masih punya stamina. Tapi,
              dalam perjalanna setahun lebih ini, staminanya kan terkuras. Bukan hanya perusahaan, saya
              kira pemerintah terkuras semua energi dan keuangan mengatasi masalah Covid-19 ini," ujarnya.

              Tak  hanya  itu,  Laksamana  juga  menyebutkan  bahwa  permasalahan  THR  akan  begitu  sulit
              terbayar untuk perusahaan yang berada dalam sektor pariwisata seperti Hotel dan Mall yang
              begitu terdampak.

              "Kita harus maklumi, hotel saja sekarang berapa persen sih yang buka dan berapa persen tamu
              hotel, bisa jalan aja dia syukur," tuturnya.

              Beranggotakan  1080an  orang,  Laksamana  juga  mengatakan  bahwa  saat  ini  belum  ada
              pembahasan mengenai bipatri lantaran SE yang baru saja keluar.

              Tambahnya, Laksamana juga mengatakan bahwa perlu ada pemahaman bersama sesuai dengan
              kondisi perusahaan antara buruh maupun dari pihak perusahaan.
              "Yang masih jalan kita harapkan bayar THR secara penuh. Bagi yang tidak mampu dibicarakan
              dengan  baik.  Yang  kerja  di  perhotelan  dan  restoran  itu  bagaimana  mau  bayar  THR  kalau
              usahanya udah mau tutup. Perlu pemahaman bersama. Kita tidak cocok juga minta subsidi dari
              pemerintah karena pemerintah sekarang sulit. Yang jelas bagaiman kita harus mengerti, di SE
              menteri juga sudah disertakan jalan keluar apakah THR bisa dicicil saya kira bisa dicari jalan
              keluarnya dengan tetap kompromi," pungkasnya.

              (cr13/tribun-medan.com).


                                                           198
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204