Page 19 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 03 JANUARI 2020
P. 19

Title          SERIKAT PEKERJA ANCAM JUDICIAL REVIEW ATURAN UPAH PER JAM
               Media Name     investor.id
               Pub. Date      02 Januari 2020
               Page/URL       https://investor.id/business/serikat-pekerja-ancam-judicial-review-atu ran-upah-per-jam
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative












               Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan,
               pihaknya menolak wacana skema upah per jam yang digagas pemerintah melalui
               RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Penerapan skema itu sama saja
               menghilangkan upah minimum. Jika aturan itu diberlakukan, KSPI bakal melakukan
               uji materi (judicial review) ke Mahkamah Konstitusi (MK).

               "Pemberian upah per jam adalah mekanisme untuk menghilangkan upah minimum.
               Karena ke depan akan banyak perusahaan yang mempekerjakan buruhnya hanya
               beberapa jam dalam sehari," kata Said.

               Padahal, dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa
               tidak boleh ada pekerja yang mendapatkan upah di bawah upah minimum. Jika itu
               dilakukan berarti sama saja dengan kejahatan, pengusaha yang membayar upah di
               bawah upah minimum bisa dipidana.

               Dalam RUU Omnibus Law disebutkan, upah per jam diberlakukan bagi pekerja yang
               bekerja kurang dari 40 jam per minggu. Dalam praktik selama ini, pekerja yang
               bekerja kurang dari 40 jam seminggu maka otomatis upahnya akan di bahwa upah
               minium. Belum lagi ketika pekerja sakit, menjalankan ibadah sesuai kewajiban
               agamanya, cuti melahirkan, upah pekerja tidak lagi dibayar karena pada saat itu
               dianggap tidak bekerja.


               "Memang, ada pernyataan jika pekerja yang bekerja 40 jam seminggu akan
               mendapat upah seperti biasa, sedangkan yang di bawah itu menggunakan upah per
               jam. Tapi kami kira ini hanya akal-akalan, dalam praktik nantinya akan sangat
               mudah bagi pengusaha untuk menurunkan jam kerja sehingga pekerja tidak lagi
               bekerja 40 jam," kata Said.


               Menurut Said, apabila pekerja yang bekerja 40 jam seminggu mendapatkan upah
               seperti biasa sementara yang di bawah 40 jam seminggu mendapatkan upah per
               jam maka hal itu sama saja pemerintah telah menciptakan diskriminasi terhadap
               upah minimum.


               "Upah minimum ya upah minimum, berlaku bagi semua warga negara yang bekerja
               sebagai jaring pengaman. Tidak ada dua istilah, misalnya upah minimum bulanan



                                                       Page 18 of 59.
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24