Page 115 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2020
P. 115

Title          KEMENAKER TEGASKAN TIDAK BENAR OMNIBUS LAW HAPUS UPAH MINIMUM
               Media Name     sindonews.com
               Pub. Date      24 Februari 2020
                              https://ekbis.sindonews.com/read/1536493/34/kemenaker-tegaskan-tidak-b enar-
               Page/URL
                              omnibus-law-hapus-upah-minimum-1582550364
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Positive


















               Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menegaskan tidak
               benar bahwa omnibus law bakal menghilangkan upah minimum dan sejumlah hak
               lainnya, seperti cuti, hak perlindungan, dan jam kerja. Direktorat Jenderal
               Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Ditjen PHI JSK)
               Kemenaker Haiyani Rumondang menerangkan, hal itu dalam IDX Economic Forum
               hari ini.


                "Isu penghapusan upah minimum dan sejumlah hak pekerja dalam Omnibus Law
               itu tidak benar," ujar Haiyani di Jakarta, Senin (24/2/2020).


                Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa upah minimum tidaklah dihilangkan, tetapi ada
               upah provinsi. Selain itu, terdapat penyederhanaan Undang-undang (UU) terkait
               pembiayaan upah dan cuti. "Jadi, bukan dihilangkan. Kami buat penyederhanaan,
               jam kerja pun nanti disesuaikan," ungkapnya,   Terkait jam kerja, menurutnya ada
               beberapa jenis pekerjaan yang memang memerlukan waktu tertentu, bisa kurang
               atau lebih dari ketentuan yang berlaku saat ini, yaitu 8 jam dalam satu hari
               berdasarkan Pasal 77 ayat 1 UU No.13/2003.

                Sebelumnya Staf Khusus Presiden menyebut perubahan formula upah minimum
               untuk menjaga para investor tetap bertahan di Indonesia. Seperti diketahui di dalam
               omnibus law ini penentuan upah minimum tidak lagi didasarkan pada besaran
               inflasi.


                Selain itu mengganti variabel pertumbuhan ekonomi nasional menjadi pertumbuhan
               ekonomi provinsi. Tak hanya itu yang berlaku hanyalah upah minimum provinsi
               (UMP). "Kalau dari para konsultan membandingkan dnegan negara-negara
               tetangga, suka tidak suka upah minimum kita jauh di atas rata-rata negara lain,"
               kata Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Dini Purwono.

                (akr).






                                                      Page 114 of 125.
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120