Page 92 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2020
P. 92

Sesuai UU Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
               (PPMI), masalah terkait perbaikan tata laksana migrasi, pelatihan pekerja migran
               dan perlindungan PMI menjadi tanggung jawab Pemda baik di tingkat provinsi dan
               kabupaten/kota.


               Menurut Eva, pembentukan LTSA untuk memberikan kepastian dan kemudahan
               dalam pelayanan ketenagakerjaan khususnya pelayanan penempatan pekerja
               migran Indonesia. Karena itu sinergitas sangatlah penting guna menghapus ego
               sektoral dalam hal pemberian pelayanan terhadap masyarakat yang membutuhkan
               pelayanan.

               Eva menambahkan LTSA ke depan juga harus memiliki penyelesaian sengketa
               (dispute settlement), untuk membantu PMI yang dilanda masalah. Dispute
               settlement ini menjadi terobosan LTSA agar proses penyelesaian permasalahan
               migrasi dapat ditangani lebih cepat dan efektif.

               "Jadi jika terjadi masalah di daerah PMI, tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta, " kata
               Eva.

               Eva menambahkan pihaknya juga mendorong agar peran Pemda lebih diperkuat
               dalam memperbaiki layanan, tata kelola dan perlindungan terhadap PMI. Pasalnya
               masalah ketenagakerjaan berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi
               kewenangan Pemda, baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.


               "Optimalisasi LTSA mengkanilisasi seluruh proses migrasi benar-benar prosedural,
               terdokumen dan mengedukasi masyarakat lebih aware terhadap masalah resiko,"
               katanya.


               Sedangkan Kadisnaker kabupaten Cirebon Abdullah Subandi dalam sambutannya
               mengatakan berdasarkan pasal 38 UU Nomor 18 Tahun 2017 disebutkan pelayanan
               penempatan PPMI dilakukan pemerintah pusat dan Pemda secara terkoordinasi dan
               terintegrasi. Dalam memberikan pelayanan penempatan dan perlindungan tersebut,
               Pemda membentuk LTSA.

               Abdullah berharap melalui Rakor di LTSA Cirebon, PMI khususnya di Cirebon bisa
               didata, dilindungi demi keamanan dan kenyamanan dari tempat asal, sampai
               dengan bekerja, sehingga tidak ada lagi PMI nonprosedural. "Jadi semua PMI, harus
               melewati LTSA bantuan Kemnaker ini," katanya.

               Rakor di LTSA Cirebon dihadiri diantaranya oleh Kasubdit Kelembagaan TKLN
               Rendra Setiawan; dan 75 orang peserta yang berasal dari 40 peserta Dirut
               Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) di wilayah kabupaten
               Cirebon; BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan; Perbankan, termasuk para
               Kabid dan Kasie di Disnaker Cirebon. [hhw]










                                                       Page 91 of 125.
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97