Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 FEBRUARI 2020
P. 126

Title          FPKB: OMNIBUS LAW CIPTA KERJA AKSELERASIKAN ATASI KEMISKINAN
               Media Name     republika.co.id
               Pub. Date      26 Februari 2020
                              https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/20/02/26/q6biey320-fp kb-omnibus-
               Page/URL
                              law-cipta-kerja-akselerasikan-atasi-kemiskinan
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Positive








               JAKARTA - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa FKB DPR RI mendukung penuh
               pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja.

               Sekretaris Fraksi PKB DPR RI, Fathan Subchi, menilai RUU Cipta Kerja merupakan
               solusi menciptakan lapangan kerja baru sehingga mempercepat penurunan angka
               kemiskinan di Tanah Air.

               "Kami mendukung RUU Cipta Kerja karena Indonesia membutuhkan deregulasi
               ekonomi besar-besaran agar memudahkan proses investasi sehingga pertumbuhan
               ekonomi kita bisa meningkat dan membuka banyak lapangan kerja baru," ujar
               Fathan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2).

               Sosok yang juga wakil ketua Komisi XI itu mengatakan dalam lima tahun terakhir
               pertumbuhan ekonomi relatif stagnan di angka 5 persen. Meskipun tingkat
               pertumbuhan tersebut membuat kondisi ekonomi dalam negeri relatif stabil namun
               tidak mampu memberikan peluang besar bagi terjadinya lompatan ekonomi.

               "Salah satu analisa menyebutkan stagnasi pertumbuhan ekonomi tersebut karena
               minimnya investasi jangka Panjang yang masuk ke Indonesia. Sebagian besar
               pemodal adalah mereka yang ingin investasi dalam jangka pendek sehingga tidak
               berdampak pada terciptanya soliditas industrialisasi dalam negeri," jelasnya.

               Fathan mengungkapkan para investor pasti akan berpikir dua kali jika ingin
               menanamkan modal dalam jangka Panjang di Indonesia.

               Menurutnya hal itu wajar mengingat berbagai indikator daya saing Indonesia tidak
               terlalu mengembirakan. Dia mencontohkan prosedur perizinan di Indonesia yang
               masih berbelit-belit.

               Panjangnya birokrasi perizinan ini membuat terbukanya peluang terjadinya rente
               sehingga investor akan mengeluarkan biaya investasi dua kali lipat jika dibandingkan
               harus membuka usaha di negara lain.

               Selain persoalan izin, Indonesia juga masih bermasalah dengan mahalnya biaya
               memulai usaha, tingkat Pendidikan pekerja yang rendah, pasar tenaga kerja yang
               tidak kondusif, dan rendahnya tingkat inovasi.




                                                      Page 125 of 151.
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131