Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2021
P. 110

Ringkasan

              Nasib kurir online makin miris. Mulai dari pendapatan yang makin minim, sistem kemitraan yang
              merugikan,  hingga  masalah  target  yang  memberatkan  dari  aplikator.  Menurut  dosen  hukum
              Universitas Gadjah Mada (UGM) Nabiyla Risfa masalah-masalah yang terjadi pada kurir online
              merupakan buntut dari tidak adanya payung hukum pada profesi ini.



              KURIR NGACIR SEHARIAN ANTAR PAKET TAPI PENDAPATAN MINIM, INI BIANG
              KEROKNYA

              Nasib kurir online makin miris. Mulai dari pendapatan yang makin minim, sistem kemitraan yang
              merugikan, hingga masalah target yang memberatkan dari aplikator.

              Menurut  dosen  hukum Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Nabiyla  Risfa masalah-masalah  yang
              terjadi pada kurir online merupakan buntut dari tidak adanya payung hukum pada profesi ini.

              "Alasan utama ini berlarut, bertahun-tahun itu muter-muter di situ aja adalah karena payung
              hukum memang tidak ada," ungkap Nabiyla dalam diskusi online Change.org, Rabu (25/8/2021).

              Dia menilai pemerintah kurang siap dalam mengatur sistem kurir online. Sistem kemitraan yang
              dianut kurir online misalnya, sejauh ini sistem kemitraan cuma diatur dalam UU UMKM. Aturan
              di dalamnya pun jauh sekali konteksnya dengan kemitraan yang terjadi saat ini pada kurir online.

              "Satu-satunya hubungan kemitraan itu cuma di UU UMKM, padahal konteks kemitraan itu beda
              dengan kemitraan yang berlangsung sekarang. Nggak match gitu, kalau mau pakai UU UMKM
              nggak sesuai dengan yang sekarang," papar Nabiyla.

              Nabiyla  menegaskan  dengan  melihat  kondisi  saat  ini,  sudah  seharusnya  pemerintah  sebagai
              regulator turun tangan dan bergerak membuat payung hukum untuk pekerja dengan sistem
              kemitraan macam kurir online.
              "Memang seharusnya, saat ini butuhnya yang bergerak adalah regulator dan berikan payung
              hukum yang sesuai. Ini saatnya regulator bergerak," kata Nabiyla.

              Lebih lanjut, Nabiyla juga menyoroti penarifan kiriman barang yang banyak dikeluhkan kurir
              online. Menurutnya lagi-lagi payung hukum yang jadi masalah, Nabiyla menilai tarif minimum
              baru hanya diatur untuk layanan penumpang saja oleh Kementerian Perhubungan.

              Dia  menilai  Kemenhub  juga  seharusnya  mengatur  soal  tarif  jasa  pengiriman  barang  online,
              dengan begitu tidak ada lagi aplikator yang bisa membanting harga untuk tarif kurir online.

              "Sering dikeluhkan memang tarif, masalahnya ketentuan eksisting itu hanya mengikat tarif antar
              orang.  Kalau  tarif  ojol  atau  taksi online  itu  sudah  ada.  Jadi  tarif  yang  baru  diatur  itu  hanya
              antarkan orang," ungkap Nabiyla.

              "Maka ini tarif pengantaran barang selama belum ada regulasinya aplikator masih akan banting-
              bantingan harga," jelasnya.

              Bagaimana aturan ideal kurir online? Cek halaman berikutnya.

              Aturan Ideal Kurir Online
              Nabiyla juga bicara soal aturan yang ideal dan harusnya dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi
              masalah yang dirasakan kurir online.


                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115