Page 113 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 AGUSTUS 2021
P. 113

SIDANG UJI MATERI UU CIPTAKER, KSPI SEBUT ADA PASAL SILUMAN UNTUK
              KEPENTINGAN PEMODAL
              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkap jika pemerintah
              memiliki  niatan  secara  terbuka  melibatkan  para  serikat  buruh  dan  pekerja  dalam  proses
              perumusan Undang-undang Cipta Kerja (Omnibus Law).

              Hal itu disampaikan Said ketika dihadirkan menjadi saksi fakta dalam sidang uji formil UU Cipta
              Kerja dengan Nomor 6/PUU-XIX/2021 di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (25/8).

              "Fakta dalam penyusunan hingga pengundangan UU Cipta Kerja, setiap kami menyampaikan
              pandangan, pemikiran, bahkan sandingan terhadap isi pasal-pasal dalam UU Cipta Kerja selalu
              dibilang hoaks. Padahal tidak pernah satu kali pun pemerintah menyampaikan secara terbuka,"
              kata Said seperti dikutip dalam website MK.

              "Bahkan saat naskah RUU Cipta Kerja diserahkan dan dibahas oleh DPR, tidak pernah naskah
              resmi kami terima khususnya perihal klaster ketenagakerjaan," lanjutnya.

              Bahkan, Said yang juga menjadi Pengurus Pusat International Labour Organization (ILO) atau
              Organisasi  Buruh  Internasional  dari  Perserikatan  Bangsa-Bangsa  (PBB),  telah  menyampaikan
              masukannya jika tidak ada di negara manapun yang gabungkan investasi dengan perlindungan
              pekerja dalam satu undang-undang.

              "Selalu  dua  mata  uang  yang  terpisah. Tapi  dalam  UU  Cipta  Kerja,  dua-duanya  digabungkan
              sehingga terjadi conflict of interest," kata Said.

              Selain itu, Said juga menyampaikan sebuah fakta bahwa RUU Cipta Kerja sudah disiapkan jauh-
              jauh hari tanpa melibatkan partisipasi publik. Karena, sedari awal tidak ada yang meminta dari
              serikat  buruh  maupun  pekerja  untuk  khususnya  klaster  ketenagakerjaan  agar  diundangkan
              dalam UU Cipta Kerja.

              "Dipaksakannya pasal-pasal siluman untuk kepentingan para pemilik modal dan menteri-menteri
              terkait  yang  berlatar  belakang  pengusaha.  Termasuk  juga  dukungan  dari  DPR  yang  berlatar
              belakang pengusaha," ujarnya.

              Untuk diketahui, MK menggelar sidang lanjutan pengujian Undang-Undang Nomor 11 Tahun
              2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang dipimpin oleh Ketua MK Anwar Usman didampingi
              para hakim konstitusi terhadap enam perkara, secara daring.
              Uji materi tersebut menyoal Pasal 81, 82, dan 83 dalam UU Cipta Kerja. Yang pada pokoknya
              meliputi tentang pelaksana penempatan tenaga kerja; perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT);
              tenaga  kerja  asing;  tentang  upah  dan  upah  minimum;  tentang  pemutusan  hubungan  kerja;
              tentang  uang  pesangon;  uang  penggantian  hak  dan  uang  penggantian  hak  dan  uang
              penghargaan masa kerja; sampai tentang jaminan sosial.

              [bal].














                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118