Page 131 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 DESEMBER 2021
P. 131

PROGRAM BANTUAN SUBSIDI UPAH TAHAP PERLUASAN DITARGETKAN JANGKAU
              1,7 JUTA PENERIMA
              Klikwarta.com,  Jakarta  -  Pemerintah  menggelontorkan  Bantuan  Subsidi  Upah  (BSU)  untuk
              melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan daya beli tenaga kerja atau buruh terdampak
              pandemi. Bantuan sebesar Rp1 juta untuk setiap penerima, telah disalurkan sejak awal pandemi
              pada  2020.  Sedangkan  tahun  ini,  menyusul  gelombang  pertama  pada  Juli-September  lalu,
              pemerintah  kembali  menyalurkan  BSU  dengan  perluasan  agar  manfaatnya  dapat  diterima  di
              seluruh  Indonesia.  Dalam  penyalurannya,  kolaborasi  berbagai  pihak  menjadi  sangat  penting
              supaya BSU tepat sasaran dan bermanfaat optimal.

              Direktorat  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja,
              Kementerian Ketenagakerjaan, Surya Lukita Warman menyatakan, pada Juli-September lalu BSU
              telah tersalurkan kepada 7 juta penerima di 28 provinsi. Berikutnya, tahap perluasan dimulai
              pada November, ditargetkan hingga akhir tahun dapat disalurkan kepada 1,7 juta penerima di
              provinsi lainnya.

              “Sampai saat ini, hampir 1 juta orang sudah mendapatkan BSU (gelombang kedua atau tahap
              perluasan),” ujar Surya dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Rabu
              (15/12/2021),  seraya  menambahkan  bahwa  pihaknya  bekerja  sama  dengan  Kantor  Badan
              Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dan Bank Himbara dalam hal penyaluran.

              Syarat penerima BSU dengan perluasan cakupan penerima ini sama dengan BSU sebelumnya,
              seperti memiliki NIK, peserta aktif BPJS, penghasilan di bawah Rp3,5 juta, serta bekerja di sektor
              terdampak  pandemi  COVID-19.  Namun  demikian,  persyarakatan  berada  di  wilayah  yang
              menerapkan PPKM Level 3 dan 4, ditiadakan. Sehingga bantuan tersebut dapat diterima pekerja
              di seluruh Indonesia.

              Guna mencegah terjadinya tumpang tindih penerima, Surya mengatakan bahwa koordinasi data
              dengan  kementerian  terkait  telah  dilakukan.  Penerima  bantuan  lain  seperti  Kartu  Pra  Kerja,
              Program Keluarga Harapan, dan BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro) tidak berhak menerima
              BSU.

              Sedangkan  untuk  pengawasan,  Surya  menekankan  bahwa  data  telah  solid  serta  dilakukan
              verifikasi pada saat penyaluran. Selain itu, bagi masyarakat juga tersedia call center, website,
              juga dapat menghubungi kantor BPJS untuk melakukan pengaduan.
              BSU dikatakan Surya, juga diharapkan menjadi stimulus agar perusahaan segera mendaftarkan
              pekerja ke BPJS, karena masih banyak perusahaan yang belum melakukannya. “Secara regulasi
              pengusaha diwajibkan mengikutsertakan pekerjanya ke BPJS, namun fakta di lapangan belum
              demikian,” tuturnya.

              Padahal, ujarnya, dengan iuran mulai dari Rp16.800 per bulan, banyak manfaat bisa didapatkan
              tenaga  kerja  setelah  terdaftar,  di  antaranya,  menerima  BSU,  juga  terdapat  santunan  saat
              musibah.
              Kendati demikian, Surya juga menegaskan bahwa BSU adalah bantuan bersifat jangka pendek.
              Untuk jangka panjang, ujarnya, pekerja diharapkan masuk ke skema Jamsostek. Dalam hal ini,
              pemerintah juga memiliki program seperti Jaminan Kehilangan Pekerjaan di mana pekerja yang
              kena PHK bisa melakukan klaim ke BPJS dan mendapatkan 3 manfaat, yakni penggantian gaji
              dalam jumlah tertentu, informasi pasar kerja, serta pelatihan.

              Kepada  pekerja  yang  belum  terdaftar  di  BPJS,  Surya  mengatakan,  pemerintah  menyalurkan
              bantuan lain seperti Kartu Prakerja dan program kewirausahaan dengan dana hampir Rp700
              triliun.

                                                           130
   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136