Page 197 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2021
P. 197

Sarman mengaku, bahwa saat ini pihaknya belum menerima dan membaca salinan SK Gubernur
              yang merevisi mengenai kenaikan UMP DKI 2022 dari 0,85% atau Rp37.749 menjadi 5,1% atau
              naik Rp225.667.

              "Kami hanya baru membaca pemberitaaan dari media bahwa Pemprov DKI Jakarta melakukan
              revisi UMP DKI Jakarta yang telah ditetapkan melalu SK Gubernur Nomor 1395 Tahun 2021.
              Kami  baru  sebatas  mengetahui  komunikasi  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  dengan
              pemerintah pusat," tambahnya.

              Diketahui sebelumnya, bahwa dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/12), Anies menyatakan
              keputusan ini mempertimbangkan sentimen positif dari sejumlah kajian. Adapun salah satunya
              kajiannya yakni kajian Bank Indonesia yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia
              mencapai 4,7% hingga 5,5% pada tahun 2022.

              Anies berharap keputusan kenaikan UMP tersebut bisa menaikan daya beli masyarakat dan tidak
              memberatkan para pengusaha.
              Meski hal tersebut merupakan itikad baik Anies dalam memperjuangkan nasib warganya, namun
              Sarman  menilai  putusan  Anies  tersebut  tidak  berdasarkan  hukum  dan  regulasi.  Di  mana
              bertentangan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021, yang menyebut bahwa
              seluruh pemerintah provinsi di Indonesia harus menetapkan UMP sebelum 21 November 2021.
              Oleh  karena  itu,  ia  menyerahkan  sepenuhnya  permasalahan  UMP  kepada  Kemnaker  untuk
              meluruskan dan memastikan proses penetapan UMP sesuai dengan regulasi yang ada.

              Sementara itu, Sarman khawatir jika revisi UMP ini dilakukan Gubernur Anies akan digugat oleh
              pihak pengusaha. Aksi saling gugat ini bisa jadi tidak produktif untuk pembangunan ekonomi. Di
              sisi lain kita masih berjuang memulihkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

              "Ini  segera  diluruskan  supaya  tidak  berkepanjangan,  karena  ditakutkan  nanti  ada  pihak
              pengusaha yang menggugat revisi UMP, maka ini akan semakin tidak produktif. Di sisi lain, kita
              masih berjuang memulihkan perekonomian di tengah pandemi covid-19," tutupnya.





































                                                           196
   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202