Page 222 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 DESEMBER 2021
P. 222

Ringkasan

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi dan menaikkan upah minimum provinsi (UMP)
              tahun 2022 sebesar 5,1 persen menjadi Rp 4.641.854. UMP wilayah DKI Jakarta tahun 2022 itu
              naik sebesar Rp 225.667 dari UMP tahun 2021. Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman
              Simanjorang mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menerima dan membaca Salinan SK
              Gubernur yang merevisi UMP DKI Jakarta tahun 2022 yang tadinya naik sebesar 0,85 persen
              berdasarkan formula yang diatur dalam PP No.36 Tahun 2021 menjadi 5,1 persen.



              ANIES REVISI UMP, PENGUSAHA MENGAKU BELUM MENERIMA SALINAN SK
              GUBERNUR SOAL REVISI UMP 2022

              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi dan menaikkan upah minimum provinsi (UMP)
              tahun 2022 sebesar 5,1 persen menjadi Rp 4.641.854. UMP wilayah DKI Jakarta tahun 2022 itu
              naik sebesar Rp 225.667 dari UMP tahun 2021.

              Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, sampai saat ini pihaknya
              belum menerima dan membaca Salinan SK Gubernur yang merevisi UMP DKI Jakarta tahun 2022
              yang tadinya naik sebesar 0,85 persen berdasarkan formula yang diatur dalam PP No.36 Tahun
              2021 menjadi 5,1 persen.

              "Kami baru hanya membaca pemberitaan dari media bahwa Pemprov DKI Jakarta melakukan
              revisi UMP DKI Jakarta 2022 yang telah ditetapkan melalui SK Gubernur No.1395 Tahun 2021,"
              kata Sarman dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Minggu (19/12).

              Sebelumnya, penetapan UMP DKI Jakarta 2022 yang naik 0,85 persen mendapat penolakan dari
              Serikat Pekerja dengan melakukan demo di Balai Kota karena dianggap terlalu kecil.
              Sarman menyebut, Gubernur DKI Jakarta telah menyurati Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri
              Tenaga Kerja bernomor 533/-85.15 tertanggal 22 November 2021, yang berisikan bahwa formula
              penetapan UMP DKI Jakarta 2022 tidak cocok dengan kondisi Jakarta dan diminta untuk diubah.

              "Nah yang menjadi pertanyaan apakah Menteri Tenaga Kerja sudah menjawab surat Gubernur
              tersebut? Sehingga ada peluang untuk merevisi UMP DKI 2022 yang telah ditetapkan. Tentu
              kami dari pelaku usaha meminta klarifikasi dari Menteri Tenaga Kerja, karena merekalah yang
              bertanggung jawab menegakkan aturan dan regulasi yang berkaitan dengan penetapan UMP,"
              jelasnya.

              Namun,  Sarman  tetap  menghormati  itikad  baik  Gubernur  DKI  Jakarta  yang  ingin
              memperjuangkan nasib warganya.

              "Namun demikian semua ada dasar hukum dan regulasinya," ujar Sarman.

              Maka  peran  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  ditunggu  agar  mampu  mengawal
              regulasi  yang  ada  memberikan  kepastian  hukum  bagi  dunia  usaha.  Lantaran  persoalan  UMP
              merupakan kepentingan bersama antara Pengusaha dan Pekerja.

              "Kami memandang Pemerintah itu satu, untuk itu kami menyerahkan sepenuhnya masalah ini
              kepada Pemerintah dalam hal ini Kemenaker agar meluruskan dan memastikan bahwa proses
              penetapan UMP sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan," tegasnya.

              artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul DKI Jakarta Revisi UMP, Pengusaha Tunggu
              Klarifikasi dari Kemenaker.


                                                           221
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227