Page 68 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MARET 2021
P. 68

Hal serupa juga disampaikan oleh Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia. Secara terpisah,
              Presiden Aspek Mirah Sumirat mengancam bakal melakukan aksi besar-besaran jika pemerintah
              kembali memperbolehkan pengusaha mencicil THR seperti tahun lalu.

              Ia mengatakan langkah itu diambil karena kebijakan tersebut akan sangat merugikan buruh.
              Bahkan, hingga saat ini, Mirah mencatat masih banyak perusahaan yang belum menyelesaikan
              cicilan THR-nya tahun lalu.

              "Kami  akan  aksi  besar-besaran.  Tentunya  dengan  protokol  kesehatan.  Itu  yang  akan  kami
              lakukan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

              Selain aksi besar-besaran, kata Mirah, serikat buruh di berbagai daerah juga akan mengirimkan
              surat  resmi  kepada  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  agar  opsi  penundaan  atau
              pencicilan THR tak diambil.

              Menurut Mirah, upaya lebih keras juga akan ditempuh buruh. Sebab, tahun lalu gugatan yang
              diajukan ke pengadilan terkait kebijakan THR boleh dicicil terbukti tidak optimal.

              "Kemarin saja belum selesai kita, masih banyak advokasinya sampai kementerian pusat. Ada
              beberapa kawan yang mangkrak kasusnya di kabupaten/kota setempat. Di pusat saja belum
              selesai dibayarkan," jelasnya.

              Kendati demikian, Mirah masih berharap pemerintah mau membuka ruang dialog terlebih dahulu
              bersama  para  buruh.  Soalnya,  ketentuan  pemberian  THR  sudah  diatur  secara  jelas  dalam
              Undang-undang Ketenagakerjaan.

              "Janganlah  keluarkan  keputusan  ini  karena  sudah  ada  aturan  di  Undang-Undang.  Aturan  itu
              artinya Kemenaker jangan lagi membuat turunannya yang justru merugikan apalagi di situasi
              seperti ini pemerintah harus memperkuat pendapatan para buruh supaya ekonomi bergerak,"
              ucapnya.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan telah menyiapkan kebijakan
              THR di masa pemulihan pandemi covid-19 pada tahun ini.

              Kendati demikian, ia tak menjelaskan lebih lanjut apakah kebijakan tersebut akan sama dengan
              tahun sebelumnya di mana pengusaha dapat mencicil THR.

              "Kami akan menyempurnakan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 6 Tahun
              2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan dan Permenaker Nomor 7 Tahun 2016 tentang
              Uang Servis pada Usaha Hotel dan Usaha Restoran di Hotel," kata Ida.

              Sementara itu, Direktur Pengupahan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
              Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Ditjen PHI JSK) Kemenaker Dinar Titus Jogaswitani mengatakan
              masih mempelajari situasi perusahaan di dalam negeri.

              Jika perusahaan yang terdampak pandemi covid-19 masih banyak, maka bukan tidak mungkin
              pemerintah menerapkan kebijakan pembayaran THR yang sama seperti 2020 lalu. (wel/bir).














                                                           67
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73