Page 112 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 DESEMBER 2021
P. 112
Sejak awal dibuka, program Kartu Prakerja pun tak pernah sepi peminat. Bahkan dalam dua
tahun pelaksanaannya, tercatat sebanyak lebih dari 83 juta orang mendaftar dan 11,4 juta
menjadi penerima yang berhak mengikuti program pelatihan dan mendapatkan insentif.
Lebih lanjut, pada 2021, sebanyak 5,9 juta orang menjadi penerima Kartu Prakerja. Lalu
sebanyak 5,7 juta atau 98 persen peserta berhasil menerima insentif dengan total dan yang telah
disalurkan mencapai Rp 13,62 triliun. Seiring perjalanan program semi bansos tersebut, tata
kelola pelaksanaannya pun semakin baik.
Masyarakat juga makin memahami cara mendaftar dan bagaimana memanfaatkan program
Kartu Prakerja untuk meningkatkan keterampilan dirinya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
menurunnya penerima program yang dicabut kepesertaannya karena tidak kunjung mengambil
pelatihan pertama dalam waktu 30 hari setelah diterima. Yakni sebanyak 478 ribu atau 7,9
persen di 2020, menjadi 88 ribu atau 1,4 persen di 2021.
Berdasarkan hasil survei Cyrus Network pada Mei 2021, 66,4 persen responden setuju dan 32,5
persen sangat setuju bahwa program Kartu Prakerja memberi manfaat, baik dari sisi pelatihan
maupun penyaluran insentif. Selain itu, survei yang diikuti 2.000 responden dari peserta maupun
alumni Kartu Prakerja juga memaparkan, 96,8 persennya menyatakan bahwa mereka
memerlukan program Kartu Prakerja dan setuju jika pemerintah melanjutkan program ini.
Sedangkan dari sisi ekosistem, kualitas pelatihan Kartu Prakerja dinilai baik dengan rata-rata
rating 4,9 dari skala 5. Apalagi setiap pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja harus melewati
proses asesmen dan pemantauan ketat oleh 8 institusi pendidikan mitra asesmen, serta
pemantau independen.
Inklusi keuangan juga ikut mengalami dampak positif, dibuktikan dari hasil Studi Evaluasi
Dampak Program Kartu Prakerja yang dikeluarkan The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-
PAL) Southeast Asia (SEA). Dari sisi layanan keuangan, penerima Kartu Prakerja lebih berpeluang
memiliki e-wallet 53 persen lebih tinggi daripada non-penerima, serta memiliki probabilitas 40
persen lebih tinggi untuk belanja daring menggunakan e-wallet-nya.
Selain berdampak pada inklusi keuangan, studi J-PAL SEA juga menunjukkan adanya dampak
positif dari Program Kartu Prakerja terhadap ketahanan pangan, kewirausahaan, pendapatan,
serta ketahanan finansial para penerima Kartu Prakerja.
Program Kartu Prakerja terbukti secara ilmiah memberikan dampak positif kepada penerimanya.
Hal ini ditunjukkan dengan 18 persen 18 persen lebih tinggi peluangnya untuk memulai
pekerjaan baru, dan 6 persen peningkatan ketahanan pangan dibandingkan non-penerima.
Apresiasi pun diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto,
dalam Konferensi Pers Penutupan Seri Program Kartu Prakerja Tahun 2021. Ia menyebutkan
bahwa keberhasilan program Kartu Prakerja menjadi contoh bagi Presidensi Indonesia di Group
of Twenty (G20).
"Secara khusus, terkait dengan inklusivitas keuangan yang dilakukan, program Kartu Prakerja
dapat menjadi contoh bagi Presidensi Indonesia di Group of Twenty (G20). Program ini dapat
direplikasi untuk emerging countries atau negara berkembang lainnya," ungkapnya.
Bahkan Airlangga mengatakan, program Kartu Prakerja juga mendapat pujian dari Bank Dunia
sebagai program yang mampu meningkatkan daya beli dan memberikan pelatihan bagi
masyarakat.
111

