Page 6 - 22 Buku landasan pembelajaran sains terintegrasi (terpadu) untuk level dasar
P. 6
melaksanakan gagasan mereka sendiri dan peserta didik SD
yang masih suka bermain, berinisiatif dan melaksanakan
gagasan mereka sendiri dilaksanakan dalam belajar koperatif
dengan teman-teman mereka. Bermain berkontribusi terhadap
semua pertumbuhan dan perkembangan anak. Dia menegaskan
bahwa bermain adalah hak anak dan menantang orang tua
untuk mendukung anak untuk bermain sebagai sumber belajar
yang alami.
Depdiknas (2008) menjelaskan dalam satu kompetensi
dasar (KD) di kelas I semester II yang berbunyi ―menjelaskan
hak anak untuk bermain, belajar dengan gembira dan didengar
pendapatnya‖ Dari KD tersebut dapat dimaknai bahwa peserta
didik harus mampu menjelaskan bermain sebagai hak mereka.
KD tersebut juga mengemukakan bahwa bermain hanya sebagai
pengetahuan atau informasi yang harus dimiliki peserta didik
bahwa bermain adalah hak mereka. KD tersebut
menggambarkan bahwa bermain tidak penting bagi peserta
didik untuk perkembangan kepribadian mereka, padahal
bermain merupakan kegiatan menyenangkan, bebas bereks-
perimen, memahami orang lain, meningkatkan motivasi
instrinsik. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
bermain itu seharusnya tidak hanya sekedar menjelaskan
haknya untuk bermain, belajar dengan gembira tetapi
melaksanakanya dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, KD
tersebut hendaknya berbunyi melaksanakan kegiatan bermain
dan belajar dengan gembira, sehingga manfaat bermain dapat
mereka nikmati sebagai bahagian yang penting dalam dunia
mereka. Banyak pendidik yang menganggap bahwa bermain
tidak dibutuhkan oleh peserta didik. Mereka beranggapan
bahwa yang dibutuhkan anak (peserta didik) untuk masa depan
anak adalah belajar agar anak mereka pintar dan sukses dalam
kehidupan anak mereka selanjutnya.
Isenberg dan Jalongo (1993) mengemukakan bahwa
bertahun-tahun yang lalu, peneliti, teoritikus dan para pendidik
dari berbagai disiplin ilmu telah meneliti bermain anak.
175

