Page 23 - C:\Users\LENOVO\Documents\Flip PDF Professional\Kasuari_Inovasi_Vol.1\
P. 23
tumbuh bersamaan dalam rumpun atau
semacam kelompok. Dalam pengataan lain,
tumbuhan sagu tumbuh dalam wilayah yang
sama, dan menetap dalam wilayah tersebut.
Artinya, kelompok tumbuhan sagu menetap
dan tidak berjalan.
Pengetahuan Tradisional:
Konsep Konservasi
Kabupaten Sorong Selatan, memiliki hutan
sagu terluas di Provinsi Papua Barat.
Tutupan lahan di atas hutan sagu dominan
tersebar di 8 distrik dengan luas 311.591
ha. Ketersediaan sagu yang melimpah di
alam, menjadikan kelompok etnik Emeyode Tumbuhan Sagu Milik Kelompok Etnik Emeyode di Distrik Kokoda (Foto Adolof Ronsumbre, 2016)
memilih mata pencaharian sebagai sagu harus dijaga. Menjaga sagu berarti
penokok/peramu sagu dan sekaligus sagu itu, menebang satu pohon (como) itu secara menjaga hidup, karena menjaga warisan
sebagai sumber makanan pokok tradisional. tidak langsung, berarti tidak menjaga leluhur. Untuk menjaga dusun sagu, di
Sagu yang tumbuh di alam, sistem kelestarian dan keberlanjutan sagu bagi serahkan kepada kolektif marga-marga.
pembagiannya didasarkan pada kepemilikan generasi berikut. Pengetahuan tradisional
kolektif marga. Setiap marga memiliki tentang sagu tertanam dalam alam pikiran Kedua, mitos sejarah kelompok etnik. Sagu
dusun-dusun sagu. Batas-batas dusun sagu kelompok etnik Emeyode karena merupakan yang tumbuh dalam bentuk kelompok
antar marga dipahami benar oleh setiap warisan leluhur antar generasi. Kelompok atau rumpun, meskipun sagu tidak jalan
marga. Secara tradisional batas dusun etnik Emeyode tidak bisa dipisahkan dengan tetapi sagu selalu ditanam berkelompok.
sagu antar marga ditanami jenis sagu mola sagu. Pertanyaannya mengapa kelompok Fenomena tersebut menjadi inspirasi
(pohon sagu tidak berduri) sebagai tanda Emeyode tidak bisa dipisahkan dengan penamaan kelompok etnik emeyode.
batas dusun sagu antar marga. sagu? Apa hubungan orang Emeyode
dengan sagu? Refleksi Antropologi Budaya
Pengelolaan sagu diserahkan menjadi
urusan kolektif marga. Oleh sebab itu, demi Hasil studi Antropologi Ekologi dengan Sampai saat ini, tumbuhan sagu masih
kepentingan pengaturan dusun sagu, setiap pendekatan Ekologi Budaya dalam terjaga dan memang dipelihara oleh
marga memilih dan mengangkat seseorang bukunya yang berjudul Theory of Culture, kelompok etnik emeyode di kampung
sebagai kepala urusan dusun sagu yang Julian Steward (1955) , mengatakan Tarof Distrik Kokoda Kabupaten Sorong
dalam istilah lokal disebut kepala dusun. bahwa, hubungan antara manusia dengan Selatan. Menjaga dan melindungi sagu
Pengetahuan tentang sagu yang baik, dapat lingkungan (sagu) tidaklah secara langsung inilah yang disebut sebagai konsep
terlihat dari istilah-istilah lokal tentang melainkan ada perantara yaitu nilai-nilai, konservasi tradisional. Konsep konservasi
sagu. Dalam istilah lokal sagu disebut como. pengetahuan, kepercayaan yang membentuk dikontruksi kelompok etnik Emeyode karena
Serat sagu yang agak kasar disebut apota suatu pola budaya. Pertanyaannya, apa ada hubungan antara kelompok etnik
diisi dalam wadah yang disebut noken. nilai-nilai budaya tumbuhan sagu bagi etnik Emeyode dengan tumbuhan sagu. Nilai-
Wadah atau tempat untuk mengisi serat Emeyode? Apa wujud nilai-nilai budaya sagu nilai yang terkandung dalam hubungan etnik
sagu yang masih kasar untuk diperas yang membentuk pola/ pedoman perilaku Emeyode dengan tumbuhan sagu adalah
disebut waya. Selanjutnya wadah untuk etnik Emeyode? (nilai pemberian, dan mitos kelompok etnik).
memeras sagu dibuat dari pelepah sagu Sepanjang nilai-nilai konservasi tradisional
yang dalam istilah lokal disebut wayi. Dalam Pertama, Sagu adalah pemberian. Konsep masih dipraktekkan, ini mengindikasikan
wadah tersebut dipasang kain saringan sagu adalah pemberian ditelusuri melalui bahwa konsep konservasi versi tradisional
yang dalam istilah lokal disebut nurita. mitos migrasi etnik Emeyode. Dikisahkan masih yang terbaik.
Sementara tepung sagu dalam istilah lokal bahwa pada waktu lampau kelompok etnik
disebut kopia, yang telah mengendap diisi Emeyode hidup berpindah-pindah karena
dalam noken atau dalam anyaman daun adanya ancaman perang hongi.
sagu yang dibuat berbentuk kotak. yang
dalam istilah lokal di sebut keiyate. Usaha mencari keselamatan dilakukan
dengan menyisir laut. Leluhur Emeyode
Pengetahuan tradisional orang Emeyode tertarik dengan wilayah Kokoda (kampung
mengajarkan bahwa larangan untuk Tarof) karena banyaknya tumbuhan sagu
menebang pohon sagu hanya untuk dan wilayah tersebut tak berpenghuni.
mengonsumsi pucuknya. Karena pucuk Keputusan leluhur memilih kampung Tarof
pohon sagu yang akan dikonsumsi itu menjadi pemukiman hingga mewariskan
hanya satu, sementara anakan yang akan wilayah tersebut kepada generasi masa kini.
keluar dari akar pohon itu lebih dari satu, *Penulis adalah Dosen Jurusan Antropologi
membentuk rumpun atau yang dalam istilah Karena sagu adalah pemberian, maka Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua
lokal disebut emagumo. Oleh sebab
23 KASUARI INOVASI Edisi 01-April 2019