Page 331 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 331

para penganut selalu bisa dipolitisir. Tapi bahwa ada dalil­dalil
                 yang  mendasari  sikap  anti  terhadap  nilai  lain  (“anti­liyan”),
                 itu  saya  kira  harus  diakui  sebagai  persoalan  mendasar  mo­
                 noteisme.  Kita  harus  berani  mengakui  bahwa  monoteisme
                 berkehendak  memonopoli  kebenaran,  dan  tak  tahan  pada
                 kebenaran­kebenaran lain.
                     Kehadiran dalil­dalil “anti­liyan” sangat mencolok dalam
                 monoteisme, terutama jika dibandingkan dengan agama­aga­
                 ma timur. Yakni, agama­agama yang muncul di benua Asia Te­
                 ngah ke Timur, seperti Hindu, Buddha, Konghucu, Tao, Shinto,
                 dan agama­agama lokal di wilayah ini. Agama­agama ini memi­
                 liki sistem yang sangat berbeda dari monoteisme, yang sangat
                 sulit dimengerti oleh kaum monoteis medok.
                     Dan perbedaan mendasar itu, rupa­rupanya, terdapat pada
                 bilangan  yang  dijadikan  metafora  bagi  inti  falsafah  masing­
                 masing. Agama­agama timur sangat menekankan konsep ketia­
                 daan, kekosongan, sekaligus keutuhan. Konsep ini ada dalam
                 kata sunyi, sunyat, shunya. Konsep ini ada pada bilangan nol.
                     Sebaliknya,  monoteisme  menekankan  bilangan  satu.
                 Tuhan mereka adalah SATU.
                     Persoalannya,  sesungguhnya  ada  pertanyaan  besar:  apa­
                 kah ketika mereka merumuskan itu manusia sudah menemu­
                 kan bilangan nol? Apakah konsep nol sudah ada ketika manusia
                 mencatat wahyu bahwa tuhan itu satu?
                     Saya kira perkara ini menjadi sangat penting. Sebab, tanpa
                 ada bilangan nol, tanpa ada pengertian mengenai nol, ceritanya
                 menjadi  sangat  lain.  Bilangan  satu  yang  dirumuskan  dengan
                 perbandingan terhadap nol sangat berbeda nilainya dari yang
                 dirumuskan tanpa perbandingan dengan nol.

                                            *






                                                                        321
   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336