Page 417 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 417
Kumbakarna pun tertarik pada kenyataan bahwa manusia
mampu memanjat bersih. Kadang pula Parang Jati tak bisa
ikut, sebab ia harus melakukan penelitian arkeogeologinya.
Atau harus berada bersamasama sirkus cacatnya.
Sementara itu, bunyi ledakan dinamit di ruas luar Sewu
gunung masih terdengar sepanjang ekspedisi kami.
*
Bandung. Hari itu Parang Jati tiba di koskosan Marja
dan melapor padaku bahwa ia telah mendaftarkan aliran ke
percayaan barunya itu. Kejawan Baru. Aliran kepercayaan
diregistrasi di Departemen Kebudayaan, bukan Departemen
Agama. Syukurlah, katanya, saya gak harus berurusan dengan
orangorang agama. Matanya bidadari bersinar terang.
“Kapok deh gue! Serius banget kau, ya!”
“Kamu pikir waktu saya manjat bersih dengan kamu itu
mainmain?” Ia tertawa. Ia sedang berhati riang.
Ia telah bilang pada ayahnya, yang lalu bertanya apa beda
aliran ini dengan yang lainlain. Ia jelaskan pada Suhubudi
sesuatu yang lebih sistematis daripada yang ia terangkan pa
daku di tebing dulu. Aliran ini menekankan pada “laku kritik”.
Itulah bedanya. Falsafah ini menekankan “laku kritik” lebih
daripada kebenaran yang ditawarkan. Karena itu, ia bekerja
dalam konteks kebenaran yang telah ditawarkan agamaagama.
Setiap agama menawarkan kebenarannya masingmasing. Tapi
agamaagama itu terjebak pada kebenarannya sehingga sikap
kritis atas kebenaran tadi sering dianggap sebagai sikap tidak
beriman.
Parang Jati menginginkan sebuah jalan di mana spirituali
tas menampung sikap kritis akan kebenaran, sekaligus tahan
memanggul kebenaran yang tertunda itu.
0