Page 315 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 315

kembali, masuk ke rumahnya dan mempersiapkan makan malam. Ia
              muncul kembali dengan seporsi makan malam un tuk gadis itu.
                 ”Kau begitu baik,” kata si gadis.
                 ”Ini pekerjaan tambahan penggali kubur.”
                 ”Tak banyak orang menunggui kuburan untuk kau beri makan ma-
              lam.”
                 ”Tapi banyak roh orang mati yang kelaparan.”
                 ”Kau berhubungan dengan orang mati?”
                 Kamino memperoleh celah kecil untuk masuk ke dalam kehidupan
              gadis itu. Ia berkata, ”Ya, aku bisa memanggilkan roh ayahmu.” Maka
              itulah yang terjadi. Dengan permainan jailangkung yang diwarisinya
              turun-temurun, Kamino memanggil kembali roh Mualimin dan mem-
              biar kan veteran tua itu masuk merasuk ke dalam dirinya. Kini ia men-
              jadi Mualimin, bicara dengan suara Mualimin, atas nama Mualimin,
              yang berhadapan dengan anak gadisnya, Farida. Gadis itu tampak
              senang luar biasa bisa mendengar kembali suara ayahnya, seolah malam
              itu bagaikan malam-malam yang lain. Mereka terbiasa bercakap-cakap
              sebentar setelah makan malam sebelum masuk kamar masing-masing
              untuk tidur. Dan setelah menyelesaikan makan malam yang disodori
              Kamino, kini Farida mendapati dirinya dalam satu perbincangan dengan
              ayahnya kembali, bagaikan kematian itu sungguh-sungguh tak pernah
              ada, hingga ia menyadarinya dan berkata:
                 ”Bagaimanapun kau sudah mati, Ayah.”
                 ”Jangan terlalu dicemburui,” kata si ayah, ”kau akan memperoleh
              bagianmu kelak.”
                 Percakapan itu cukup melelahkan si gadis, terutama karena ia te-
              lah berada di sana sejak sore, dan itu membuatnya tertidur di pinggir
              kuburan. Kamino menghentikan permainan jailangkungnya dan masuk
              ke rumah membawa selimut. Ia menyelimuti gadis itu dengan sangat
              hati-hati, dalam gerakan-gerakan seorang kekasih yang dimabuk cinta,
              berdiri memandangi wajahnya yang timbul tenggelam oleh cahaya
              lentera yang bergoyang-goyang dipermainkan angin melalui celah-
              celah kecil dinding kacanya. Setelah memastikan gadis itu terlindung
              dengan baik di bawah selimut dan lentera itu bisa bertahan sampai pagi,
              Kamino kembali ke rumahnya dan men coba tidur yang tak pernah bisa.

                                           308





        Cantik.indd   308                                                  1/19/12   2:33 PM
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320