Page 317 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 317

pula hari-hari kejatuhan Partai Komunis yang tampaknya tak akan
              terelakkan lagi. Hanya dengan melihat jumlah mereka yang mati. Ia
              menggali lima kuburan baru, empat di satu pojok untuk orang-orang
              komunis, dan satu di pojok lain tempat penduduk biasa dikuburkan.
              Lima orang mati, dengan kerabat mereka masing-masing menangisi
              ku buran, dan pidato-pidato singkat dari para pemimpin Partai, cukup
              menyita waktunya hingga sore. Namun sementara ia dibuat sibuk,
              Farida tidak pergi ke mana-mana. Ia duduk seharian itu di samping
              kuburan ayahnya, sebagaimana yang ia lakukan kemarin.
                 ”Aku berani bertaruh,” kata Kamino pada Farida setelah pekerjaan
              selesai dan ia dalam perjalanan ke rumah untuk mandi, ”besok sepuluh
              orang komunis mati.”
                 ”Jika jumlahnya mulai terlalu banyak,” kata Farida, ”kubur saja me-
              reka dalam satu lubang. Di hari ketujuh mungkin ada sembilan ratus
              orang komunis mati dan kau tak mungkin menggali kubur sebanyak
              itu.”
                 ”Aku hanya berharap anak-anak mereka tak sekonyol dirimu,” kata
              Kamino. ”Untuk memberinya makan aku harus mengadakan perjamuan
              malam yang meriah.”
                 ”Malam ini, bolehkah aku jadi tamumu?”
                 Pertanyaan mendadak tersebut begitu mengejutkan Kamino, sehing-
              ga ia menjawab hanya dengan anggukan kepala. Farida mempersiapkan
              makan malam mereka, dan selepas makan malam mereka melakukan
              per mainan pemanggilan roh kembali: tentu saja roh Mualimin dan
              Farida kembali bisa berbincang dengan ayahnya. Permainan tersebut
              ber langsung sampai pukul sembilan malam, dan kini waktunya tidur.
              Farida memperoleh kamar dalam tempat dulu merupakan kamar ayah
              dan ibu Kamino, sementara lelaki itu me nempati kamar yang telah ia
              huni sejak masa kanak-kanaknya.
                 Keesokan harinya, dugaan Kamino meleset, meskipun tak terlalu
              jauh. Pagi-pagi sekali dua belas orang komunis mati. Kali ini tak ada
              pidato-pidato para pemimpin Partai, sebab keadaan semakin genting.
              Ada desas-desus bahwa DN Aidit dan para pemimpin Partai Komunis
              di ibukota telah sungguh-sungguh ditangkap dan dieksekusi. Ramalan
              Kamino yang terakhir mungkin benar: hari-hari kejatuhan Partai

                                           310





        Cantik.indd   310                                                  1/19/12   2:33 PM
   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322