Page 346 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 346

”Tak perlu,” kata Adinda. ”Ia sebenarnya waras bukan main, yang
                 gila adalah dunia yang dihadapinya.”
                    Sepulang dari rumah sakit, secara f sik ia telah cukup pulih, Kamerad
                 Kliwon kembali ke rumah ibunya, menjadi orang yang tak peduli pada
                 siapa pun. Ia mengambil banyak pekerjaan ibunya dan bekerja seorang
                 diri menjahit pakaian-pakaian pesanan. Pekerjaannya serapi pekerjaan
                 ibunya, namun itu ia lakukan lebih karena ia tak mau berhubungan
                 dengan orang lain. Matanya yang cekung terus menunduk memandangi
                 gerakan jarum. Ia telah menjadi laki-laki yang kehilangan kontak de-
                 ngan realitas kotanya, hanya menyibukkan diri dengan jahitan-jahitan.
                 Dan bahkan jika tak ada kain pelanggan yang harus dijahit, ia akan
                 menjahit apa pun, mulai dari sapu tangan, sarung bantal sampai ketika
                 tak ada lagi kain perca besar, ia mulai mengumpulkan sobekan-sobekan
                 kain perca kecil dan membuatnya menjadi apa pun yang tiba-tiba ter-
                 pikirkan oleh otaknya.
                    Karena ia tak mau lagi bicara dengan siapa pun, bahkan tak lagi
                 keluar rumah, semua orang mulai menganggapnya tak ada sama sekali,
                 mengabaikannya dan kadang-kadang seseorang menggerutu, ”Ada
                 baiknya jika waktu itu ia sungguh-sungguh dieksekusi mati.”
                    ”Kau bahkan mati tanpa dieksekusi,” kata Adinda, yang beberapa
                 kali mencoba menghidupkannya lagi. ”Mungkin benar bahwa kau ha-
                 rusnya dikirim ke rumah sakit jiwa.”
                    Bahkan ia tak mengatakan apa pun pada Adinda, membuat gadis
                 itu menyerah untuk tidak menemuinya kembali.
                    Namun suatu pagi tiba-tiba ia keluar dari rumah dengan pakaian
                 rapi, membuat ibunya terkejut dan memandangnya dengan cara aneh
                 ketika ia keluar dari pintu dan melangkah menuju jalan. Dan itu mem-
                 buat penduduk kota secepat air bah langsung memenuhi jalanan, demi
                 mendengar kabar angin bahwa Kamerad Kliwon yang itu menampakkan
                 dirinya kembali di jalan-jalan kota. Mereka melihatnya melintasi Jalan
                 Pramuka, Jalan Rengganis, Jalan Kidang, Jalan Belanda, Jalan Merdeka
                 dan banyak jalan lainnya. Itu mengingatkan banyak orang pada keru-
                 munan orang-orang yang me lihatnya beberapa waktu lalu digiring para
                 prajurit untuk dijebloskan ke dalam tahanan.
                    Dan sebagaimana ketika ia digiring para prajurit, ia berjalan dengan

                                             339





        Cantik.indd   339                                                  1/19/12   2:33 PM
   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351