Page 33 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 33
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
tak punya ingatan apapun mengenai peristiwa yang paling
menyedihkan bagi ayahku. Peristiwa di mana ia merasa ke-
hor matannya direnggut. Peristiwa yang menghantuinya da -
lam mimpi sampai lama sekali. Di lapangan yang sama de-
ngan lapangan yang seharusnya menjadi titik di mana ibuku
dijemput, ya di lapangan di mana dulu istrinya menun juk kan
kemenangannya, di situlah ia harus menunjukkan kekalah an.
lapangan di antara dua hutan. Hutan musuh, yang menjanji-
kan daging rusa dan buah-buahan, di seberang sana. Hutan
kami di sebelah sini, yang menjanjikan harimau dan segala
macam ular berbisa.
Perjanjian penyerahan diri telah diterima. Jawa tidak akan
memenjarakan ataupun menganiaya pasukan pemberontak
yang menyerahkan diri. Mereka hanya akan dilucuti pang-
katnya. Dan, setelah itu, diperbolehkan mendaftar kem bali
ke dinas militer. Maklumlah, hampir semua mereka, se perti
ayahku, tak punya ketrampilan selain sebagai serdadu. Syarat-
sya rat pendaftaran ulang akan ditentukan kemudian. Pe nye-
rahan senjata dilakukan di lapangan itu. Ya, lapangan di an -
tara dua hutan. lapangan kemenangan ibuku dan kekalahan
ayahku.
letda Irsad berbaris bersama seluruh gerilyawan, yang
pada hari itu tidak bisa lagi menyebut diri mereka pasukan
re volusi. Mereka adalah pasukan pemberontak, seperti nama
yang diberikan Jawa kepada mereka. Revolusi berkaki kurus
itu telah sepenuhnya menjadi pemberontakan setengah hati
belaka. Irsad tetap mencoba berdiri dengan sikap tegap se-
utuhnya, dengan kehormatan penuh, meskipun hatinya hancur
ketika perwira pasukan Yani melucuti tanda pangkatnya.
Divisi Banteng, nama gagah pasukan revolusioner di
27
Enrico_koreksi2.indd 27 1/24/12 3:03:52 PM