Page 71 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 71

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                    lahirlah  juga,  pada  waktu  yang  bersamaan,  tuntutan-
                 tuntutan baru di negeri muda ini. Ya. Kemunculan kami ber    sa -
                 maan dengan kemunculan pemberontakan-pem beron   takan
                 daerah.  Salah  satu  yang  terpenting  adalah  PRRI,  sau dara
                 kem barku, si Revolusi berkaki kecil. lahir 15 Februari 1958.
                 Kelahiranku membuat Presiden Sukarno kewalahan. Untuk
                 me ngem balikan  kekuasaan  di  tangannya  itulah  ia  meng-
                 umum kan, di hari ulang tahun ibuku, Dekrit Presiden 5 Juli
                 1959, persis ketika aku mau menelan puting ibuku.
                    Sejak  ulang  tahun  ibuku  yang  ketigapuluhempat  itulah
                 Indonesia  memasuki  apa  yang  disebut  masa  “Demokrasi
                 Terpimpin”.  artinya,  kira-kira,  tidak  ada  demokrasi.  Kendali
                 sepenuhnya ada di tangan Presiden Sukarno. Yang dirasakan
                 rakyat  adalah  ekonomi  yang  kian  terpuruk.  Kelaparan  me-
                 rajalela. Ke dalam era inilah kami kembali dari hutan, setelah
                 Revolusi berkaki ceker-ayam itu dikalahkan dengan telak oleh
                 Sukarno, melalui pasukan Yani.
                    Setelah  mematahkan  kaki  saudara  kembarku,  dengan
                 kekuasaannya  yang  tak  tertandingi  Sukarno  mengerahkan
                 pa sukannya untuk merebut Papua Barat dari tangan Belanda
                 dalam operasi yang dinamakan TRIKORa, atau disebut juga
                 Pem bebasan  Irian  Barat—meskipun  kita  tidak  tahu  siapa
                 yang dibebaskan. Persis ketika operasi itu berhasil, pagi hari-
                 nya ayah mengajak aku dan Sanda jalan-jalan ke tepi laut dan
                 malamnya  kakak  perempuanku  itu  meninggal  dunia.  Ibu-
                 ku  yang  berduka  tak  terkatakan  mengenangnya  di  catatan
                 harian nya  begini:  Sanda  bagaikan  tumbal  bagi  pembebasan
                 Irian Jaya. Indonesia mendapatkan Irian, tapi aku kehilangan
                 putriku Sanda.
                    Ekonomi  Indonesia  hancur.  Konon,  dari  bulan  ke  bulan


                                                                          65



       Enrico_koreksi2.indd   65                                      1/24/12   3:03:53 PM
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76