Page 72 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 72

a yu Utami

               makin banyak orang mati busung lapar. Tapi, semua itu aku
               hanya  dengar  ceritanya  saja.  Keluarga  kami  diselamatkan
               oleh  bakat  ayahku,  yang  tidak  diasahnya  di  sekolah  calon
               perwira.  Sejak  kanak-kanak  di  Madura,  ia  sangat  pandai
               memelihara  hewan.  Kami  selalu  mempunyai  ayam,  bebek,
               angsa yang menghasilkan telur dan daging, selain kucing dan
               anjing  sebagai  sahabat  anaknya.  Tapi,  ayahku  hanya  pandai
               memelihara. Maksudnya, ia tidak pernah mau menyembelih
               hewan  peliharaannya.  aku  jadi  mengerti  kenapa  pasukan
               Yani dengan mudah mengalahkan pasukan PRRI. (Seharusnya
               seorang  tentara  yang  tak  tega  membunuh  tak  usah  terlalu
               sedih  ketika  tanda  pangkatnya  ditanggalkan  di  lapangan
               antara dua hutan dulu.)
                   Kami selamat dari kelaparan. Tapi Ibu tidak selamat dari
               duka kematian anak, sampai suatu hari. Pada tanggal yang tak
               tercatat,  pemuda  necis  berambut  Johny  Cash,  Khasiar  sang
               Pengkhabar, mengetuk pintu rumah kami. Waktu itu aku ba-
               ru saja melepaskan bebek-bebek agar mereka pergi ke rawa-
               rawa di dekat Kantor Pajak.


                   Ibuku,  yang  sejak  pertemuannya  dengan  Khasiar  sang
               Pengkhabar  kini  memiliki  tujuan  hidup  sangat  jelas:  yaitu
               Dunia Baru, menjagal ayam atau bebeknya dengan tangan dan
               wajah dingin.
                   “Papamu itu sentimentil. Tidak mau memotong hewan.”
                   Ibu selalu mencoba memaksa aku melihat dan mem bantu
               dia dalam upacara penyembelihan. aku tahu cara membunuh
               ikan untuk dimasak. Kepruk kepalanya atau cabut insangnya,
               seperti memetik kuntum yang masih berada dalam kelopak—
               hanya saja kuntum itu berdenyut. aku tahu apa yang harus


           66



       Enrico_koreksi2.indd   66                                      1/24/12   3:03:53 PM
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77