Page 77 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 77
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
tinggi, tapi aku sudah kadung melihatnya. Ibuku berkata,
biarlah Rico melihatnya sebentar. Maka ayah menunjukkan isi
kotak itu kepadaku. Sesuatu yang membuat mataku berbinar
dan hatiku berdebar. Sebuah mobil-mobilan dengan baterai.
Bukan sekadar mobil, melainkan ambulans yang sirenenya
bisa menyala dan berbunyi sembari jalan. Tak pernah ada
mainan yang lebih bagus daripada itu. aku gembira sekali.
Tapi mainan itu bukan untukku.
“Ini kado ulang tahun untuk anak Pak Komandan,” kata
ibuku. “Tak apa ya, Rico? Dilihat-lihat saja ya?”
Itulah pelajaran pertamaku bahwa seorang ibu di dalam
tangsi menyayangi anak Komandan lebih daripada anaknya
sendiri. Tapi, entah kenapa, aku selalu menyalahkan ibuku
lebih daripada ayahku untuk kesalahan yang sama.
71
Enrico_koreksi2.indd 71 1/24/12 3:03:53 PM