Page 80 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 80

a yu Utami

               kuning yang berasap. Ibuku tak tahan dengan asap. Ia punya
               ba kat asma juga, seperti Sanda. asap akan membuatnya ter-
               batuk-batuk. Padahal ia tak boleh bergerak apalagi ter kejang.
               Batuk akan membuat parah perdarahannya. Setelah kom por
               menyala aku akan menanak nasi dengan dandang. Jika airnya
               telah surut, nasi harus diaron agar tanak. Saat itulah di atasnya
               kutaruh petai, terasi, tomat, dan cabe yang nanti akan kuulek
               dengan  gula  dan  garam  sebagai  sambal  untuk  makan  siang
               kami. aku juga mengukus telur dan sayuran lain di atas nasi
               itu. aku suka labu siam. Setelah itu aku mandi dan berangkat
               sekolah. aku sekolah siang di SD andreas.
                   aku mengerjakan semua itu tanpa sedih, tanpa mengeluh,
               tanpa haru juga. ada kalanya aku ingin Ibu tersenyum sambil
               mengelusku atau memujiku, tapi aku tahu ia tak pernah me-
               lakukan itu. Ia sakit dan sikapnya seperti menyatakan bahwa
               sudah sewajibnya aku merawat ibuku yang sakit. Maka aku
               belajar untuk tidak mengharapkan pujian dan senyum manis-
               nya yang dulu. Itulah masa-masa aku mulai membaluri dada
               ibuku dengan Vicks manakala ia sesak nafas, dan melihat pu-
               ting susu kirinya yang hilang secuil. Tapi, sebagai anak tujuh
               tahun, aku bisa lalai jika tiba-tiba aku bertemu sesuatu yang
               sangat menarik hatiku. Dan ibuku masih suka jengkel padaku
               karenanya.
                   Suatu kali aku pulang sehabis bermain dengan anak-anak
               tangsi dan kudapati rumahku kosong. Ibuku tak berbaring di
               tempat tidur. ayahku apakah belum pulang. Seorang tetang-
               ga  yang  suka  mengagumi  pekerjaan  dapur  yang  kulakukan
               men datangiku.  Ia  berkata  bahwa  ayahku  tadi  pulang  tapi
               buru-buru membawa ibuku ke rumah sakit. Ibuku turun dari
               tempat tidur dan mencoba berjalan sendiri ke kamar mandi,


           74



       Enrico_koreksi2.indd   74                                      1/24/12   3:03:53 PM
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85