Page 78 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 78

Calon adik










               aKU MaSIH menyemir pantovel ibuku. Tapi perasaanku tidak
               seperti  dulu  lagi.  aku  tak  lagi  melakukannya  dengan  cinta
               dan kekaguman. aku melakukannya karena kebiasaan. Ibuku
               masih mengelus kepalaku, tapi tidak selalu mencium dahiku
               lagi. Kalaupun ia mengecupku, rasanya tidak seperti dulu lagi.
               Rasanya, ia telah menganggap semir-menyemir ini sebagai ke-
               wajibanku saja. Pipiku tidak memerah lagi jika ia menciumku
               karena sepatunya kubuat mengilap. aku tak berdebar-debar
               lagi ketika kakinya termuat ke dalam pantovel itu. aku malah
               sering agak sedih. Entah kenapa.
                   Suatu  hari,  ketika  kami  sedang  makan  bersama,  ayahku
               berkata dengan gembira, “Kamu akan punya adik.”
                   ayah  dan  ibuku  tampak  bahagia.  Maka  ide  punya  adik







       Enrico_koreksi2.indd   72                                      1/24/12   3:03:53 PM
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83