Page 18 - E-Modul Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
P. 18
Hamalik (2014) teori kognitif berpijak pada tiga hal yaitu:
Perantara sentral (central intermdiaries). Proses-proses pusat otak
misalnya ingatan atau ekspektasi merupakan integrator tingkah
laku yang bertujuan. Pendapat ini berdasarkan pada inferensi
tingkah laku yang tampak.
Pertanyaan tentang apa yang dipelajari? Jawabannya adalah
struktur kognitif, bahwa yang dipelajari adalah fakta, kita
mengetahui di mana adanya, yang mengetahui alternate routes
ilustratis cognitive structure. Variabel tingkah laku nonhabitual
adalah struktur kgonitif sebagai bagian dari apa yang dipelajari.
Pemahaman dalam pemecahan masalah. Pemecahan suatu
masalah ialah dengan cara menyajikan pengalaman lampau
dalam bentuk struktur perseptual yang mendasari terjadinya
pemahaman di mana adanya pengertian mengenai hubungan-
hubungan yang esensial.
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Siregar, dkk, (2014), teori konstruktivisme memahami belajar sebagai
proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu
sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang
mengetahui. Adapun menurut Endang dalam Setiawan (2017), paham
konstruktivisme, pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari
orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan tidak dapat
ditransfer dari guru kepada orang lain, karena setiap orang mempunyai
skemata sendiri tentang apa yang diketahuinya. Pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang guru kepada orang
lain (siswa). Pandangan konstruktivisme memandang sangat penting
peran peserta didik untuk dapat membangun constructive habits of
mind. Agar peserta didik memiliki kebiasaan berpikir, maka dibutuhkan
kebebasan dan sikap belajar.
Driver dan Oldham dalam Setiawan (2017: 74) menjelaskan ciri-ciri
belajar berbasis konstruktivisme yaitu:
Orientasi, yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik
dengan memberikan kesempatan melakukan observasi.
17