Page 17 - E-Modul Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
P. 17

Manusia  tidak  dapat  diamati,  tetapi  kelakuan  jasmaniahnyalah  yang
             dapat  dimati.  Kelakuan  itulah  yang  dapat  menjelaskan  segala  sesuatu
             tentang      jiwa    manusia.       Kelakuan       merupakan         jawaban        terhadap
             perangsang atau stimulus dari luar. Stimulan tidak lain adalah lingkungan

             belajar  anak,  baik  yang  internal  maupun  eksternal  yang  menjadi
             penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa
             reaksi fisik terhadap stimulan.
                      Behaviorisme  memandang  manusia  dari  sisi  lahiriah/jasmaniah,  dan

             mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak
             mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam
             suatu  belajar.  Peristiwa  belajar  hanya  berdasarkan  melatih  refleks  atau
             respon individu sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

                       Teori  belajar  behaviorisme  cocok  untuk  mendapatkan  kemampuan
             yang  membutuhkan  praktik  dan  pembiasaan  yang  mengandung  unsur-
             unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan dan
             sebagainya,  contohnya:  komunikasi  bahasa  asing,  mengetik,  menari,

             menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya.

                                      TEORI BELAJAR KOGNITIVISME










                   Cognitive berasal dari kata cognition yang berarti pengertian, mengerti.
             Setiawan  (2017:  57),  belajar  menurut  kognitivisme  lebih  menekankan

             kepada proses belajar itu sendiri daripada hasil belajar. Teori ini lebih fokus
             kepada masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
             pertimbangan,           pengolahan           informasi,        pemecahan            masalah,
             membayangkan,  memperkirakan,  berpikir  dan  keyakinan.  Teori  belajar

             kognitif  lahir  dari  respon  terhadap  ketidakpuasan  dengan  teori
             behaviorisme  yang  selalu  menekankan  kepada  perilaku  sebagai  hasil
             belajar.
                   Khodijah  (2014:  76)  dalam  Setiawan,  dari  perspektif  kognitif,  belajar

             adalah  perubahan  dalam  struktur  mental  seseorang  yang  memberikan
             kapasitas  untuk  menunjukkan  perubahan  perilaku.  Struktur  mental  ini
             meliputi pengetahuan, keyakinan, keterampilan, harapan dan mekanisme
             lain “dalam kepala pembelajar”. Fokus teori kognitif adalah potensi untuk

             berperilaku  dan  bukan  pada  perilakunya  sendiri.  Aliran  kognitivisme
             menganggap  bahwa  belajar  tidak  sekedar  melibatkan  hubungan  antara
             stimulus dan respon, belajar itu melibatkan proses kognitif, yaitu tindakan

             mengenal atau memikirkan situasi perilaku terjadi.
                                                                                                            16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22