Page 92 - oke mutiara kebun sawit
P. 92
pertanyaan mengenai lebam yang Warsito terima,
tidak mungkin hanya karena terjatuh. Kopi panas
segera ku hidangkan ke hadapannya ternyata tak
begitu lama habis, sepertinya ia bukan ingin minum
kopi hanya saja harus kemana selarut ini, sepertinya
Warsito telah banyak mengetahui tabiat pemilik
kedai. Setelah itu ia pergi.
Berlembar lembar almanak telah ku turunkan
dari dinding, bulan berganti bulan. Perayaan telah
menemukan keputusan suci satrio piningit telah
duduk pada tampuk kuasa, namun banyak juga
menyangka itu kebetulan biasa. Semenjak malam
itu Warsito tak kulihat datang lagi untuk minum kopi
ia menghilang begitu saja. Kata orang-orang disini ia
pergi kembali kekampungnya karena sudah
saatnya, ada juga yang mengatakan Warsito mati
88 | M u t i a r a K e b u n S a w i t