Page 16 - BULETIN 1183
P. 16

BULETIN            Parlementaria



            Komisi VI: PTPN Wajib
    KOMISI VI • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA  Kembangkan Hilirisasi Produk










                                                                                         akil Ketua Komisi
                                                                                         VI DPR RI Martin
                                                                                         Manurung memimpin
                                                                             W Kunjungan
                                                                             Kerja Spesifik Komisi VI ke
                                                                             PT Perkebunan Nusantara II
                                                                             terkait kapasitas produksi sawit
                                                                             sebagai bahan produksi minyak
                                                                             goreng. Dalam pertemuan
                                                                             tersebut, Martin mendorong PT
                                                                             Perkebunan Nusantara Group agar
                                                                             mengembangkan produk hilirisasi.
            Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung (kiri). Foto: Anne/nvl  Menurutnya, sebagai salah satu anak

             PTPN Belum Mampu Stabilkan                                      itu, jika penugasan dari negara
                                                                             dipaksakan kepada perusahaan
             Kebutuhan Minyak Goreng                                         BUMN, nantinya akan menjadi beban
                                                                             dan tanggung jawab besar. “Jika
                                                                             korporasi menjadi rugi, tidak akan
                                                                             ada dividen. Selebihnya  jika utang
                                                                             semakin berat, imbasnya terhadap
                       nggota Komisi VI DPR   negara. Dengan demikian kalaupun   pengurangan tenaga kerja, kemudian
                       RI Herman Khaeron    ada penugasan harus dikaji terlebih   akan mengurangi kemampuan BUMN
                       menilai PT Perkebunan   dahulu, jangan sampai menjadi beban,”   untuk menyerap tenaga kerja. Untuk
              A Nusantara (PTPN) yang       kata Herman usai mengikuti pertemuan   itu, ke depannya jika ada penugasan
             menguasai 600 ribu ton produksi   Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI   diharapkan adanya kompensasi
             minyak goreng, dengan hanya satu   DPR RI dengan Direktur SDM Holding   sesuai dengan besaran penugasan
             pabrik produksi yang berada di   Perkebunan Nusantara III (Persero) , di   tersebut,” usul Herman.
             Sumatera Utara, tidak cukup mampu   Pekanbaru, Riau, Kamis (27/1).   Herman meminta jika ada lagi
             menjadi stabilisator untuk memenuhi   Menurut politisi Partai Demokrat   penugasan kepada perusahaan BUMN
             kebutuhan minyak goreng. Herman
             menilai, dari penguasaan lahan,
             produksi Crude Palm Oil (CPO) dan
             hasil minyak goreng tidak cukup
             untuk mengatasi situasi harga
             minyak goreng yang meroket saat ini.
             Penguasaan minyak goreng jauh lebih
             besar dikuasai swasta.
                “Mohon maaf saya tidak
             mendiskreditkan swasta, akan tetapi
             ini merupakan persoalan hajat hidup
             orang banyak, yang dimana semua
             kebijakan yang di kembalikan lagi ke   Tim Kunspek Komisi VI DPR RI meninjau PTPN 5 di Pekanbaru, Riau. Foto: Runi/nvl



            16   Nomor 1183/III/I/2022  •  Januari 2022
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21