Page 19 - MAJALAH 203
P. 19
SUMB ANG SARAN
keterbatasan ruang gerak penyaluran dari jumlah usaha di Indonesia, namun belum bisa dikatakan baik. Masyarakat
dimana perbankan harus benar-benar penyerapan kreditnya tidak lebih dari masih sangat mudah memberikan data
selektif dalam penyaluran pinjaman. 20 persen. pribadi kepada pihak ketiga seperti
Perbankan harus menjaga kredit pihak platform pinjol. Akibatnya data
tidak lancarnya berada di bawah LITERASI KEUANGAN DAN DIGITAL pribadi kita tersebar termasuk data
angka 5 persen. Selain itu, terdapat Kondisi masyarakat yang sulit yang terdapat dalam kartu tanda
juga faktor-faktor yang menjadikan mengakses jasa layanan keuangan penduduk (KTP) bahkan data pribadi
masyarakat unbanked dan perbankan dan akhirnya terjerumus di ponsel pintar kita. Maka tak ayal,
underbanked enggan dan tidak dapat dalam jeratan pinjol disebabkan juga banyak sekali kasus pinjol yang di luar
mengakses produk jasa keuangan oleh rendahnya literasi keuangan dan kehendak peminjam.
perbankan. Faktor administrasi, digital masyarakat. Data survei dari
hingga kultur masyarakat kelas Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan TINDAKAN PREVENTIF
menengah ke bawah yang literasi keuangan kita masih berada di Selain tindakan hukum yang tengah
menyebabkan mereka sulit masuk ke angka 40 persen. Artinya sebagaian dilakukan oleh pemerintah dengan
ekosistem perbankan. masyarakat Indonesia masih belum menangkap dan menutup kegiatan
Masalahnya adalah sebagian mengetahui secara signifikan produk pinjol ilegal, perlu sebuah upaya
besar masyarakat kita merupakan jasa keuangan, manfaat, risiko, hak, pencegahan untuk membendung
masyarakat unbanked dan dan kewajiban jika menjadi nasabah tindakan negatif pinjol ilegal. Tindakan
underbanked. Data Google, jasa keuangan. preventif pertama dapat dilakukan
Temasek, dan Bain menyebutkan Data lainnya dari Organisation adalah meningkatkan literasi keuangan
masyarakat yang belum memiliki for Economic Co-operation dan digital dari masyarakat. Pemerintah
akses ke layanan jasa keuangan di and Development (OECD) juga harus proaktif dalam upaya pemberian
Indonesia mencapai 50 persen lebih. menunjukkan skor pengetahuan informasi dan pengetahuan mengenai
Bandingkan dengan masyarakat finansial masyarakat Indonesia finansial kepada masyarakat. Dengan
Malaysia yang hanya 13 persen di bawah rata-rata negara OECD. peningkatan literasi keuangan,
dari penduduknya yang belum Tingkat pengetahuan finansial masyarakat bisa memilih dan memilah
memiliki akses terhadap layanan jasa masyarakat Indonesia masih dibawah informasi mengenai keuangan dan
keuangan, Thailand (18 persen), dan China, Korea Selatan, dan Thailand. digital yang baik dan benar.
Singapura (0 persen). Masih dalam Dengan kondisi literasi keuangan Tindakan preventif kedua adalah
laporan Google, Temasek, dan Bain yang masih rendah, masyarakat menjaga dunia web dan aplikasi kita
Company, secara lebih rinci tercatat Indonesia rentan tertipu oleh dari portal pinjol ilegal. Tindakan
sebesar 42 juta orang tergolong berbagai modus keuangan seperti preventif kedua ini hampir sama
banked dan masih ada 47 juta orang investasi, kredit, asuransi, hingga dengan tindakan preventif situs porno
yang tergolong underbanked. Namun pengelolaan keuangan. dimana pemerintah bisa kampanye
ada pula selain golongan masyarakat Rendahnya tingkat literasi internet sehat. Aplikasi yang terjaring di
di atas, masih ada masyarakat yang keuangan dan pengetahuan finansial Google Playstore dan App Store harus
tergolong unbanked yaitu sebesar 92 masyarakat Indonesia menyebabkan bisa di-filter mana yang berupa pinjol
juta orang. mudah masuknya pinjol ilegal ke ilegal.
Salah satu sektor yang termasuk dalam negeri. Sepanjang masuknya Terakhir, pengaturan bunga pinjol
dalam golongan unbanked dan pinjol ke Indonesia, sebanyak 95 yang legal juga bisa jadi alat intervensi
underbanked adalah Usaha Mikro, persen dari total pinjol yang pernah untuk menarik peminjam di pinjol
Kecil, dan Menengah (UMKM). dan masih beroperasi di Indonesia, ilegal ke pinjol legal. Selama ini, bunga
Data Bank Indonesia menyebutkan merupakan pinjol ilegal. Pinjol yang pinjaman di pinjol sangat tinggi sekali.
penyaluran kredit ke usaha mikro legal (terdaftar atau berizin OJK) Bahkan ada bunga pinjol ilegal yang
dan kecil hanya 12 persen (mikro 6% hanya 5 persen. Bahkan jumlah pinjol mencapai ratusan persen per tahun.
dan kecil 6%). Sedangkan penyaluran legal terus mengalami penurunan Guna mengurangi minat masyarakat
kredit untuk industri sedang 8 persen hingga tahun 2021 ini. Kini hanya ke pinjol ilegal, pinjol ilegal harus
dan industri besar 80 persen. Maka terdapat 116 pinjol legal, sedangkan memberikan bunga lebih rendah. Saat
dapat dilihat bahwa pelaku usaha ada 3.193 pinjol ilegal yang pernah ini bunga maksimal per hari adalah
UMKM mempunyai kendala dalam dan masih beroperasi di Indonesia. 0,4 persen atau sekitar 12 persen
penyerapan kredit. Padahal jika dilihat Selain dari sisi literasi keuangan per bulan. Jika dapat diturunkan lagi
dari jumlah, pelaku usaha mikro, kecil, yang masih rendah, literasi digital menjadi 0,2 persen per hari, saya rasa
dan menengah mencapai 99 persen masyarakat Indonesia pun masih jeratan pinjol ilegal akan terlepas. l
TH. 2021 EDISI 203 PARLEMENTARIA 19