Page 10 - Sinar Tani Edisi 4111
P. 10
10 Edisi 19 - 25 November 2025 | No. 4111 Tahun LVI GELIA T MILENIAL
Jelsi Natosa
Tinggalkan Kota Besar,
Pulang
Kampung
Bertani
Jika pertama kali Eiger yang ada di seluruh Tanah Air. 1 tahun bisa 5 kali panen. Meski Berbeda dengan produk Eiger
bertemu, mungkin Bahkan dalam jangka waktu 1 tahun, diakui, kadang keuntungan sedikit, yang dulu bisa mandapat follower
cukup banyak, Jelsi mengaku,
tapi saat musim panen berikutnya
ia mendapatkan 86 ribu pengikut
tidak ada yang (follower). bisa menangguk untuk besar. memasarkan bawang merah
media
“Saya
sosial
melihat
menyangka kalau dampaknya sangat besar. Jadi kalau Sempat Rugi ternyata tak mudah, meski dengan
digital
marketing.
“Penjualan
seorang Jelsi Natosa mau bisnis yang penting adalah Meski optimis peluang bisnis pertama saya hanya laku 1 kg.
adalah seorang petani. bagaimana kita membuat branding pertanian sangat besar, tapi jalan Apalagi saat itu saya hanya punya
uang di rekening Rp 200 ribu. Tapi,
menuju sukses bagi Jelsi memang
terhadap produk yang dijual,” pesan
Muda dan cantik. Itulah Jeslin yang pernah bekerja juga di XXI tak mudah. Ia mengakui, bertani setelah itu bisa laku 58 kg, kemudian
kesan yang mungkin Surabaya. bukan hanya kotor-kotoran, tapi laku 99 kg,” katanya.
Setelah bergelut dengan sibuknya
akan nampak dari kota besar, Surabaya selama 5 tahun, memang harus siap menghadapi Tips Digital Marketing
resiko seperti gagal panen. Dirinya
sosok, Jelsi yang kini mendapatkan pengalaman bekerja, sempat mengalami kerugian sebesar Jelsi memberikan tips untuk
terbilang sukses bertani bahkan bisa mengumpulkan uang, Rp 50 jutaan. Apalagi dalam budidaya bisa berhasil dalam memasarkan
dengan
produk
bawang merah yang memang tak
pertanian
Jeslin balik kampung, bangun desa
di kampungnya, Rejoso, di Rejoso, Nganjuk. Dengan modal mudah, karena harus merawat online. Setidaknya ada 3 metode
Nganjuk, Jawa Tengah. uang hasil jerih payahnya bekerja, ia dengan baik. penunjang keberhasilan. Pertama,
“Kalau kita menanam bawang
personal
Artinya,
branding.
memulai bertani dengan membeli
sawah. merah, seperti marawat bayi, tiap bagaimana membangun citra diri
“Saya bekerja di Surabaya, karena hari harus kita siram dan antisipasi secara sengaja untuk dikenal sesuai
agi sebagian anak ini membeli lahan dan terjun ke dunia untuk pengobatan. Kalau ada keahlian, nilai, atau kepribadian.
muda, mungkin bertani pertanian seperti orang tua. Kalau penyakit, harus cepat diatasi. Bertani Kedua, konsisten. Bagaimana
bukanlah pekerjaan kita punya gabah, artinya kita sudah bawang itu memang modalnya menampilkan citra yang sama
yang mengasikan punya pangan. Dengan alasan itu, besar dan resikonya tinggi, tapi kalau secara berulang untuk membangun
dan memiliki masa saya ingin terjun ke dunia pertanian,” berhasil untungnya tidak main- pengenalan. Ketiga, memanfaatkan
Bdepan. Apalagi telah tuturnya. main. Fluktuasi memang menjadi kemajuan teknologi yang ada.
mendapatkan pekerjaan di kota Alasan lainnya, Jelsi melihat persoalan besar,” tuturnya. “Jadi saat berjualan dengan
besar dengan gaji di atas Rp 5 juta/ pertanian mempunyai banyak Kerugian sampai Rp 50 juta online, kita harus bisa membuat
bulan. Namun bagi Jelsi yang justru peluang. Apalagi, peminatnya tersebut menjadi pelajaran berharga branding dan membahas hal itu
lebih senang dengan sebutan Bu minim karena jarang generasi muda bagi Jelsi. Dengan potensi pasar setiap hari. Jangan pikir yang tidak-
Tani, bertani adalah pekerjaan yang ke pertanian. Selain itu, peluang bawang merah yang sangat besar, tidak. Selain membuat branding,
menjanjikan dan mempunyai masa keberhasilannya juga besar, sehingga ia tak putus asa. Dirinya kemudian kita harus konsisten. Semua kita
depan yang cerah. bisnisnya pasti melesat. “Potensi berpikir bagaimana bisa survive bahas, dari mulai membeli obat,
Bertemu Tabloid Sinar Tani untuk sukses juga lebih besar,” ujarya. usaha pertanian dan bisa untung. bibit dan yang terkait dengan
saat acara Jejaring Agripreneur di Terjun ke dunia pertanian bagi “Caranya saya harus bisa menjual bawang merah. Saya hampir setiap
Politeknik Pembangunan Pertanian Jelsi sebenarnya bukan hal ‘aneh’. langsung hasil panen ke konsumen,” hari membuat konten bawang
(Polbangtan), Bogor, Jelsi bercerita Pasalnya, orang tuanya adalah ujarnya. merah,” tuturnya.
banyak bagaimana dirinya bisa seorang petani. Jika orang tuanya Menurut Jelsi, selama ini petani Dengan digital marketing, Jelsi
menekuni dunia pertanian, meski bertani padi, maka ia lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak, mengaku, dalam waktu 3 jam jualan
pendidikannya jauh dari dunia yang bertani bawang merah. Pasalnya, baru kemudian dari tengkulak ke dirinya mendapatkan omset hingga
terkesan kotor-kotoran tersebut. Nganjuk merupakan sentra produksi pasar. Dengan demikian, hasil panen Rp 20 jutaan. Meski berjualan online,
Lulus SMK Multimedia 2017, Jelsi bawang merah terbesar kedua di terlalu banyak berpindah, sehingga ia juga tetap melayani penjualan
kemudian memutuskan bekerja Indonesia, setelah Brebes, Jawa harga jual melambung saat ke secara offline.
di Surabaya di perusahaan yang Tengah. tangan konsumen. Jika di petani Rp Bagi generasi muda yang ingin
menjual tas, pakaian dan produk Sebagai sentra produksi bawang 10 ribu/kg, maka dikonsumen bisa terjun ke pertanian, Jelsi berpesan.
perlengkapan outbond lainnya yakni merah, Jelsi mengatakan, membuat mencapai Rp 30 ribu/kg. “Dalam usaha kita harus berpikir
Eiger. Dari pihak Eiger, ia diminta banyak produsen obat-obatan yang Dengan pengalaman membuat yang enak-enak, tidak usah yang
membuat konten untuk promosi. menjadikan Ngajuk sebagai sasaran konten jualan saat bekerja di susahnya dan mainset maju. Kita
“Saat bekerja saya yang diharuskan pemasaran. “Kalau kita ke Nganjuk, Surabaya, Jelsi kemudian mencoba akan maju, yakin dan percaya. Tapi
membuat konten, dari buka toko setiap 100 meter pasti ada toko memasarakan bawang merah harus dengan usaha. Jadi apa yang
sampai produk yang dijual, terutama pertanian, bahkan buka dari jam 5.30 memanfaatkan teknologi digital. kita lakukan dan pikirkan sejalan
produk baru,” ujarnya. pagi hingga tutup jam 21.00 malam,” Satu harapannya adalah petani akan sampai ke tujuan,” katanya.
Ternyata apa yang Jelsi lakukan ungkapnya. bisa menyalurkan hasil panennya “Terjun ke dunia pertanian
dengan digital marketing berdampak Alasan lain yang membuat Jelsi langsung ke tangan konsumen. memang tak mudah, tapi
besar terhadap penjualan toko lebih memilih menekuni bawang Dampaknya, petani bisa untung menjanjikan kesuksesan, terutama
tempatnya bekerja.`Produk yang merah adalah panen dan perputaran besar dan konsumen mendapatkan bagi yang mempunyai tekad kuat
Jelsi promosikan laku keras di toko uangnya juga bisa lebih cepat, dalam harga terbaik. dan konsisten, tambahnya. Yul

