Page 13 - Sinar Tani Edisi 4109
P. 13
13
Edisi 5 - 11 November 2025 | No. 4109 Tahun LVI
Waspadai Air Hujan
Mengandung
Mikroplastik
Akhirakhir ini masyarakat dibuat khawatir
dengan adanya temuan air hujan mengandung
mikroplastik. Meski hasil belum ada penelitian yang
mengungkap bahwa mikroplastik menyebabkan
penyakit tertentu, tapi tetap perlu diwaspadai
bahayanya.
ujan yang terus ini secara ilmiah memang sangat
meng guyur bebe mungkin terjadi. Mikroplastik, ter
rapa wilayah Indo utama yang berukuran sangat kecil
nesia, meski saat atau nanoplastik, memiliki massa
musim kemarau sangat ringan sehingga mudah
Hmen jadi fenomena terangkat ke atmosfer.
cuaca yang terjadi tahun ini. Bagi
pertanian, khusus petani tanaman Sumber Mikroplastik plastik. Plastik menurutnya, bukan catat adanya sekitar 15 partikel
pangan menjadi berkah tersendiri. Menurutnya, sumber mikroplastik hanya masalah lingkungan, tetapi mikroplastik per meter persegi per
Di balik tingginya curah hujan, di udara perkotaan seperti Jakarta juga kesehatan. Di dalamnya ada hari pada sampel hujan di kawasan
masyarakat perlu berhatihati. sangat beragam, mulai dari bahan aditif berbahaya yang bisa pesisir Jakarta. Reza merinci, sumber
Pasalnya, ditemukan air hujan yang degradasi berbagai jenis sampah memicu gangguan hormonal dan mikroplastik sangat beragam. Bisa
mengandung mikroplastik. plastik, gesekan ban kendaraan, meningkatkan risiko kanker. berasal dari serat sintetis pakaian,
Peringatan telah disampaikan hingga pakaian sintetis. Sementara debu kendaraan dan ban, sisa
Kementerian Kesehatan agar itu, faktor lingkungan seperti suhu Sampel Air Hujan Jakarta pembakaran sampah plastik, serta
masya rakat mewaspadai dampak tinggi dan kondisi udara kering turut Sementara itu, Peneliti BRIN, degradasi plastik di ruang terbuka.
kesehatan dari penyebaran mempercepat proses pelapukan Muhammad Reza Cordova mengata Mikroplastik yang ditemukan
partikel plastik yang ikut terbawa plastik serta memudahkan partikel kan, riset yang dilakukan sejak tahun umumnya berbentuk serat sintetis
ketika hujan turun, khususnya di halus tersebut beterbangan ke 2022 secara konsisten menunjukkan dan fragmen kecil, dengan polimer
wilayah kotakota besar seperti atmosfer. keberadaan mikro plastik di setiap seperti poliester, nilon, polietilena,
DKI Jakarta. “Fenomena ini perlu Saat partikel mikroplastik berada sampel air hujan di Jakarta. Partikel polipropilena, hingga polibutadiena
diwaspadai, bukan ditakuti. Ini di udara, ia dapat terbawa arus angin partikel mikroskopis ini terbentuk dari ban kendaraan. “Siklus plastik
sinyal bahwa partikel plastik sudah dan akhirnya turun kembali ke bumi dari degradasi limbah plastik yang tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit,
tersebar sangat luas di sekitar bersama air hujan. “Hujan berperan melayang di udara, di dorong oleh berkeliling bersama angin, lalu turun
kita,” kata Kepala Biro Komunikasi seperti pencuci udara. Mikroplastik padatnya aktivitas manusia. lagi ke bumi lewat hujan,” tegas Reza
dan Informasi Publik Kementerian yang melayang di atmosfer akan Secara ratarata, peneliti men seperti dikutip dari laman BRIN. Yul
Kesehatan Aji Muhawarman. menyatu dengan tetesan air hujan.
Menurutnya, keberadaan Karena ukurannya sangat kecil,
mikroplastik di air hujan tidak partikel itu tidak terlihat, sehingga
berarti air hujan berbahaya seolaholah air hujan bersih,” ungkap Gaya Hidup
langsung bagi kesehatan, tetapi Prof Etty seperti dikutip dari laman
tetap perlu diwaspadai. Berbagai IPB University menjadi Pemicu
penelitian mengungkap manusia Ia mensiyalir, tingginya peng
dapat terpapar mikroplastik lewat gunaan plastik dalam kehidupan
dua jalur utama. Melalui makanan seharihari juga menjadi akar eneliti BRIN, Muhammad katanya.
dan minuman serta melalui udara, masalah. Dari bangun tidur hingga Reza Cordova menilai, Plastik mengandung bahan
karena serat sintetis dari pakaian tidur lagi, manusia tidak lepas gaya hidup urban modern aditif beracun seperti ftalat,
atau debu perkotaan dapat terhirup. dari plastik. Akhirnya, plastik akan menjadi salah satu bisfenol A (BPA), dan logam berat
Beberapa studi menunjukkan terurai menjadi mikroplastik dan Ppemicu utama air hujan yang dapat terlepas ke lingkungan
paparan jangka panjang dalam nanoplastik. mengandung mikroplastik. Dengan saat terurai. Selain itu, partikel di
jumlah besar dapat berpotensi Untuk itu, Prof Etty mengingatkan, populasi lebih dari 10 juta jiwa dan udara ini juga dapat mengikat
memicu peradangan jaringan perlu ada langkah nyata dari sekitar 20 juta unit kendaraan, polutan lain, seperti hidrokarbon
tubuh. Bahan kimia seperti pemerintah dan masyarakat. Ia Jakarta menghasilkan limbah plastik aromatik dari asap kendaraan.
bisphenol A (BPA) dan phthalates men dorong upaya perubahan dalam volume besar setiap hari. Paparan mikroplastik
yang menempel di mikroplastik juga gaya hidup menuju pola yang lebih Bahkan Ia menyoroti penge dilaporkan dapat menimbulkan
dapat mengganggu sistem hormon, ramah lingkungan. “Kita perlu hidup lolaan sampah yang belum ideal. dampak serius, seperti stres
reproduksi, dan perkembangan lebih sederhana dan kembali ke Saat ini masih banyak sampah oksidatif, gangguan hormon,
janin. “Meski begitu, para ahli alam. Kurangi penggunaan plastik, plastik sekali pakai, sebagian dibakar hingga kerusakan jaringan. Dari
menegas kan hingga kini belum ada hindari produk perawatan tubuh terbuka, atau terbawa air hujan aspek lingkungan, air hujan yang
bukti ilmiah kuat bahwa mikroplastik yang mengandung mikroplastik, dan ke sungai. Namun menurutnya, tercemar ini berisiko mencemari
secara langsung menyebabkan biasakan memilah sampah sejak dari bahaya utama bukan terletak pada sumber air permukaan dan laut,
penyakit tertentu,” katanya. rumah,” ujarnya. air hujan itu sendiri, melainkan pada yang akhirnya akan memasuki
Guru Besar IPB University dari Selain itu, Prof Etty menekankan partikel yang dikandungnya. “Yang rantai makanan.
Departemen Manajemen Sumber pentingnya penerapan prinsip 3R beracun bukan air hujannya, tetapi Reza mengingatkan, krisis
daya Perairan, Fakultas Perikanan (reduce, reuse, recycle) dan pemberian partikel mikroplastik di dalamnya mikroplastik di atmosfer sejatinya
dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof sanksi bagi pihak yang tidak karena mengandung bahan kimia adalah cerminan dari perilaku
Etty Riani menjelaskan, fenomena mendukung kebijakan pengurangan aditif atau menyerap polutan lain,” manusia sendiri. Yul

