Page 15 - Sinar Tani Edisi 4109
P. 15
15
Edisi 5 - 11 November 2025 | No. 4109 Tahun LVI
Maman, Membalik Stigma
Pertanian itu Kuno
Dari lahan kecil di Banyuwangi, Nur Azitah Azman
atau lebih akrab disapa Mas Maman membuktikan
bertani bukan profesi kuno. Dengan benih unggul
dan teknologi modern, ia sukses berpenghasilan
miliaran rupiah. Bahkan kini menjadi inspirasi
generasi muda yang ingin terjun ke dunia
pertanian.
i saat banyak anak muda Dulu saya juga tidak langsung
beranggapan bertani mengerti, tapi lamalama belajar,
itu capek, hasilnya kecil, apalagi sering dibimbing sama tim
dan masa depannya dari Cap Panah Merah. Dari situ saya efisiensi. dikembangkan. Lebih dari 200 petani
suram, Maman justru jadi tahu cara tanam yang lebih Kini, pada usia 33 tahun, Maman dari berbagai daerah juga telah
Dmembuktikan hal efisien, hasil juga makin bagus,” mengelola setidaknya 5 ha lahan datang ke lahannya untuk belajar
sebaliknya. Pemuda asal Banyuwangi, cerita Maman. dengan komoditas unggulan seperti langsung. “Kalau ilmu dibagi, hasilnya
Jawa Timur, sukses membalik stigma Ucapan itu bukan sekadar teori. cabai merah besar, cabai keriting, lebih luas. Kita bisa maju bersama,”
itu lewat adopsi teknologi pertanian Ia pernah mengantongi keuntungan timun, jagung manis, dan bunga ujarnya.
modern. Ia menunjukkan dengan hingga Rp2 miliar hanya dari kol. Ia menggunakan benih unggul Maman meyakini pertanian tidak
cara tanam yang tepat, pemanfaatan budidaya cabai di lahan 1,5 ha. Angka yang menurutnya berperan besar hanya soal menanam. Baginya,
benih unggul, dan sistem pertanian yang membuktikan bahwa pertanian memastikan kualitas panen tetap cuan datang dari kombinasi ilmu
berbasis inovasi, petani bisa meraih bisa sekompetitif bisnis apa pun jika stabil sepanjang tahun. teknis, kemampuan membaca
penghasilan miliaran. dikelola dengan ilmu dan inovasi. Kesuksesan itu tidak membuat pasar, dan keberanian mengadopsi
Masuk dunia pertanian sejak Perjalanan Maman dimulai pada nya melangkah sendiri. Maman aktif inovasi. Mulai dari penentuan waktu
usia 19 tahun, Maman tidak berhenti 2011 ketika ia belajar langsung dari berbagi ilmu kepada petani lain, tanam, pengaturan masa panen,
pada pola lama. Ia mengembangkan orang tuanya. Ketekunan dan rasa terutama anak muda yang ingin hingga strategi pemasaran hasil, ia
usaha dengan pendekatan modern, ingin tahunya membuatnya terus bertani dengan pendekatan modern. rencanakan dengan cermat supaya
hingga mampu memperluas lahan bereksperimen mencari metode Lahannya ia buka sebagai “learning tidak ikut terjun saat harga jatuh.
garapannya. Jika sebelumnya hanya yang paling cocok dengan kondisi farm” tempat praktik dan diskusi Ia juga menegaskan pentingnya
5.000 meter persegi, kini mencapai tanah serta iklim Banyuwangi. Alih antar petani. peran bimbingan pemerintah dan
50.000 meter persegi hanya dalam alih bertahan dengan cara lama, Hasilnya terasa. Sekitar 50 petani swasta agar petani tidak salah
beberapa tahun. ia menguji pola tanam, sistem di wilayahnya kini menerapkan pola langkah saat mencoba teknologi
“Petani harus melek teknologi. irigasi, hingga pemupukan berbasis tanam berbasis inovasi seperti yang baru. Gsh/Yul

