Page 205 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 205

B. Intertekstualitas

                               Istilah "intertekstualitas" diciptakan oleh Julia Kristeva pada

                        akhir  1960-an  sebagai  bagian  dari  studi  terobosan  Mikhail
                        Bakhtin.  Kristeva  menyatakan  dalam  karyanya  yang  terkenal

                        "Kata,  Dialog,  dan  Novel",  Bakhtin  adalah  salah  satu  orang
                        pertama  yang  menggeser  pembentukan  teks  yang  statis  dengan

                        model di mana struktur sastra tidak hanya ada tetapi dihasilkan

                        dalam  kaitannya  dengan  struktur  lain.  Kristeva  berpendapat
                        penekanan Bakhtin pada dialog mengubah pendirian bahwa setiap

                        teks  adalah  poin  (makna  tetap)  (Beyad  &  Javanian,  2018).

                        Intertekstualitas       dalam        pandangan          Fairclough       yang
                        mengembangkan  pemikiran  Julia  Kristeva  dan  Michael  Bakhtin

                        mengemukakan  bahwa  Intertekstualitas  adalah  sebuah  istilah
                        dimana  teks  dan  ungkapan  dibentuk  oleh  teks  yang  datang

                        sebelumnya,  saling  menanggapi  dan  salah  satu  bagian  dari  teks

                        tersebut saling mengantisipasi lainnya (Eriyanto, 2001:305).
                               Dalam  pengertian  Bakhtin  yang  dikutip  Fairclough,  semua

                        ungkapan  baik  tertulis  maupun  lisan,  dari  semua  jenis  teks

                        seperti  laporan  ilmiah,  novel,  dan  berita  dibedakan  di  antaranya
                        oleh  perubahan  dari  pembicara  (atau  penulis)  dan  ditujukan

                        dengan  pembicara  atau  penulis  sebelumnya  (baik  itu  laporan

                        ilmiah  atau  novel).  Setiap  ungkapan  dihubungkan  dengan  rantai
                        dari  komunikasi  (Pebriani,  2018:  Eriyanto,  2001:306).  Semua

                        pernyataan/ungkapan  didasarkan  oleh  ungkapan  lain,  baik

                        eksplisit  maupun  implisit.  Disini  kata-kata  lain  dievaluasi,
                        diasimilasi, disuarakan, dan diekspresikan kembali dengan bentuk

                        lain.  Semua  pernyataan  dalam  hal  ini  teks  didasarkan  dan

                        mendasari teks lain.
                               Menurut Bakhtin, wacana bersifat dialogis, seorang penulis

                        teks  pada  dasarnya  tidak  berbicara  dengan  dirinya  sendiri  dan







                        Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis                     200
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210