Page 81 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 81
penulis dan pembaca ini melestarikan bias gender yang ada dalam
masyarakat.
2. Secara Kode Budaya
Istilah yang diperkenalkan oleh Roland Barthes ini mengacu
pada kode atau nilai budaya yang dipakai oleh pembaca ketika
menafsirkan suatu teks. Barthes seperti dikutip Mills,
menunjukkan bahwa kode budaya ini dapat ditemukan, misalnya
dengan pernyataan seperti “kita tahu bersama” atau kenyataan”
mensugestikan sejumlah informasi yang dipercaya dan diakui
secara bersama, dianggap sebagai kebenaran bersama. Kode
budaya ini membantu pembaca menempatkan dirinya terutama
dengan orientasi nilai yang disetujui dan dianggap benar oleh
pembaca (Eriyanto, 2001:208). Agar lebih jelas dalam menerapkan
posisi pembaca secara kode budaya pada teks berita dapat dilihat
pada contoh berikut,
Contohnya:
Posisi pembaca pada teks berita berjudul “Bejat! Ayah
Hamili Anak Tiri Saat ditinggal Istri Arisan“ yang diliput media
Sekoja.co.id menggunakan ragam sapaan tidak langsung secara
kode budaya. Hal ini karena, pembaca menempatkan dirinya
terutama dengan orientasi nilai yang disetujui dan dianggap
benar. Hal ini terdapat pada penggalan kutipan di bawah ini,
“Seorang pria di Wonogiri, Jawa Tengah, Suhono (32),
tega mencabuli anak tirinya hingga hamil. Saat ini
korban yang berusia 17 tahun tengah hamil lima
bulan.”
“Saat ibu kandung pergi, di dalam rumah hanya ada
korban, tersangka dan nenek korban yang sudah tua.
Merasa ketagihan, tersangka mengulangi perbuatan
hingga lima kali. Terakhir dilakukan pada Juli 2019,
sesaat sebelum mengetahui korban tengah berbadan
dua.”
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 76