Page 77 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 77
syahwatnya, tersangka selalu mengancam korban
agar tidak melaporkan perbuatan itu kepada orang
lain”.
Berita yang diliput oleh media Sekoja.co.id mengisahkan
seorang pria yang bernama Suhono (bapak tiri) berumur 32 tahun,
tega mencabuli anak tirinya yang berumur 17 tahun hingga hamil.
Peristiwa itu terungkap karena dilaporkan ibu kandung korban ke
Polres Wonogiri. Peristiwa itu terjadi, saat kondisi rumah sepi,
ketika ibu kandung korban pergi Arisan. Berdasarkan penggalan
kalimat di atas, Suhono (bapak tiri) diposisikan sebagai subjek
karena menceritakan suatu kejadian atau peristiwa menurut
pendapatnya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan kalimat
“tersangka mengaku tega berbuat bejat kepada anak tirinya
lantaran tidak kuat menahan nafsu” Sebaliknya, korban (anak
tirinya) diposisikan sebagai objek karena posisinya ditampilkan
atau diceritakan pihak lain (diceritakan oleh tersangka ayah
tirinya). Korban tidak hanya diposisikan sebagai objek, tetapi juga
mendapatkan kekerasan psikis berupa ancaman melalui kalimat
“tersangka selalu mengancam korban agar tidak melaporkan
perbuatan itu kepada orang lain”. Berdasarkan hal demikian,
Suhono (bapak tiri) diposisikan sebagai subjek tidak hanya
mencabuli anak tirinya (korban) yang diposisikan sebagai objek,
tetapi juga melakukan kekerasa psikis berupa ancaman agar
perbuatan bejat itu tidak terungkap.
2. Posisi Subjek-objek Pemberitaan yang diliput Media Rakyat
Merdeka
Posisi subjek-objek yang digunakan oleh media Rakyat
Merdeka dapat dilihat pada kutipan dibawah ini, sebagai berikut,
“Saharalala baru mengetahui jika Santi itu gadis bisu,
setelah pertemuannya kembali di kolam renang
perumahan Bumi Serpong Damai. “Tanpa sengaja,
saya ketemu dia di kolam. Eh... waktu saya ajak
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 72