Page 76 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 76
pemaknaan khalayak akan tergantung kepada narator sebagai
juru warta kebenaran.
Akan tetapi, yang terjadi tidaklah demikian. Setiap orang
tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan berbagai sebab.
Akibatnya, ada pihak yang berposisi sebagai subjek, menceritakan
dirinya sendiri, tetapi ada pihak yang hanya sebagai objek, ia
bukan hanya tidak bisa menampilkan dirinya dalam teks berita,
tetapi juga kehadiran dan representasi mereka dihadirkan,
ditampilkan, atau diceritakan oleh aktor lain (Eriyanto, 2001:201:
Sobari & Faridah, 2017: Meutia, 2018). Posisi disini berarti
siapakah aktor yang dijadikan sebagai subjek yang mendefinisikan
dan melakukan penceritaan dan siapakah yang ditampilkan
sebagai objek, pihak yang didefinisikan dan digambarkan
kehadirannya oleh pihak lain.
Contohnya:
Dalam menentukan posisi subjek-objek, disini penulis
mencoba untuk menganalisis 2 teks pemberitaan yang diliput oleh
media Sekoja.co.id dan media Rakyat Merdeka. Teks berita yang
diliput oleh Media Sekoja.co.id berjudul “Bejat! Ayah Hamili Anak
Tiri saat Ditinggal Istri Arisan”, sedangkan teks berita yang diliput
oleh media Rakyat Merdeka berjudul “Tergiur Lihat Adegan Syur,
Gadis Bisu Diperkosa Tiga Sekawan”. Untuk lebih jelasnya dalam
mendeteksi posisi subjek-objek pada kedua teks berita tersebut,
dapat dilihat pada uraian dibawah ini,
1. Posisi Subjek-objek Pemberitaan yang diliput Media
Sekoja.co.id
Posisi subjek-objek yang digunakan oleh media Sekoja.co.id
dapat dilihat pada kutipan dibawah ini, sebagai berikut,
“Kepada penyidik, tersangka mengaku tega
berbuat bejat kepada anak tirinya lantaran tidak
kuat menahan nafsu. Usai melampiaskan hasrat
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 71