Page 82 - PRODUK BUKU MAHASISWA
P. 82
“Kepada penyidik, tersangka mengaku tega berbuat
bejat kepada anak tirinya lantaran tidak kuat
menahan nafsu. Usai melampiaskan hasrat
syahwatnya, tersangka selalu mengancam korban agar
tidak melaporkan perbuatan itu kepada orang lain.”
“Tersangka dijerat Pasal 81 UU Perlindungan Anak.
Ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara”
“Korban tetap mendapatkan pendampingan dari Unit
PPA bersama tim dari Pemkab Wonogiri untuk
memulihkan kondisi psikologisnya”.
Berdasarkan kelima kutipan diatas, pembaca secara tidak
langsung menempatkan dirinya secara kode budaya. Hal ini
karena, perbuatan yang dilakukan Suhano (bapak tiri)
bertentangan dengan orientasi nilai yang dianggap benar oleh
pembaca. Pemerkosaan yang dilakukan Suhano kepada anak
tirinya termasuk salah satu kasus kekerasan seksual terhadap
perempuan. Kasus tersebut melanggar undang-undang tentang
perlindungan perempuan dan anak. Menurut pembaca, apabila
Suhano dapat mengendalikan nafsunya maka peristiwa
pemerkosaan ini tidak akan pernah terjadi. Kasus pemerkosaan
ini secara tidak langsung merendahkan kaum perempuan.
Perempuan selalu jadi korban pemerkosaan dan pemuas nafsu
laki-laki.
Atas kejadian ini, Suhano mendapatkan hukuman 5 tahun
penjara sesuai hukum yang berlaku di indonesia yaitu terdapat
pada Pasal 81 UU tentang perlindungan Anak untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebaliknya korban
(anak tirinya) mendapatkan pendampingan dari Unit PPA untuk
memulihkan kondisi psikologis atas peristiwa yang telah menimpa
dirinya. Hal itu bertujuan untuk mengembalikan kondisi mental
korban (anak tirinya) ke kondisi yang normal agar dapat
melaksanakan perannya kembali secara wajar, baik dalam
keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat.
Scientific Inquiry untuk Materi Analisis Wacana Kritis 77