Page 7 - Sinar Tani Edisi 3973
P. 7

NaMa RubRik                                                                 edisi 4 - 10 Januari 2023  |  No. 3973 Tahun LIII               7



         Gubernur Bengkulu, dr. drh. h. rohidin Mersyah, M.M.a:
         Pangan, Persoalan







         Serius karena





         urusan Perut














          Bicara soal ketahanan pangan tak bisa lepas dari                                                              bahwa  gabah  yang  dihasilkan
          peran pemerintah daerah. Apalagi tantangan                                                                    petani memberikan nilai tambah,
          dalam mewujudkannya tidak mudah. Bukan                                                                        namun     harganya    juga   lebih
          hanya persoalan dalam negeri, tapi juga faktor                                                                terjangkau  di  tingkat  konsumen,”
                                                                                                                        katanya.
          global seperti perang Rusia dan Ukraina. Dalam
          Food Agriculture Summit II Himpunan Alumni                                                                       Konsumsi Pangan Lokal
                                                                                                                           Persoalan lain yang menjadi
          IPB University, beberapa pimpinan daerah                                                                      perhatian    Pemprov     Bengkulu
          mengungkapkan berbagai hal terkait persoalan                                                                  adalah bagaimana membangun
          pangan.                                                                                                       pola     konsumsi      masyarakat
                                                                                                                        dengan     bahan   pangan    lokal.
                                                                                                                        Rohidin    mengakui,     saat   ini
                 alah satunya, Pemerintah     dengan         ketahanan                                                  belum     berhasil.  Meski   pada
                 Provinsi         Bengkulu    pangan. “Terkait dengan                                                   Tahun    1997-1998,   Kementerian
                 menyiapkan       beberapa    kebijakan    ketahanan                                                    Pertanian    telah  mengeluarkan
          Sstrategi            menghadapi     pangan, memang kita                                                       program pengembangan pangan
          ancaman resesi global, khususnya    semua      memahami                                                       lokal,   kemudian      diturunkan
          memastikan    ketersediaan   dan    dan konsepsi kami                                                         menjadi kebijakan Gubernur se-
          ketahanan   pangan    masyarakat    kepala    daerah   di                                                     Indonesia, tapi hingga kini pola
          tetap terkendali. ada kemungkinan   seluruh     Indonesia                                                     itu belum berhasil mengurangi
          terjadi  resesi  global    karena   sama,  bahwa  urusan                                                      ketergantungan terhadap beras.
          perang antara Rusia dan Ukraina     pangan sangat krusial                                                        “Saat   ini     masih   tataran
          yang mengakibatkan komoditas        yaitu   urusan   perut,”                                                  himbauan. Jadi belum berhasil
          seperti  bahan  bakar  dan  bahan   tutunya.                                                                  kita membuat sebuah pola bahan
          pangan tertekan.                       Rohidin    mengakui,     untuk       “Bagi saya tidak perlu berdebat   pangan     diversifikasi   terhadap
            Gubernur      Bengkulu,     Dr.   menangani     persoalan   pangan     dengan pergantian nomenklatur        beras   dengan    bahan    pangan
          drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.a      ini  harus  serius  dan  dipantau    secara nasional. Langsung saja       umbi-umbian dan sejenisnya itu
          mengatakan, pihaknya menyiapkan     secara menyeluruh. Sebab, ketika     siapa yang bertanggung jawab         atau dengan sejenis padi-padian,”
          sejumlah      strategi     seperti  urusan    perut  ini  bermasalah,    dengan ketahanan pangan ini,         katanya.  Hal ini lanjut Rohidin,
          mendukung     dan    memberikan     maka dampak ikutannya akan           karena di daerah bergerak dari dulu   karena produk pangan lokal belum
          pembinaan  kepada  usaha  mikro,    bermasalah      juga,    termasuk    juga polanya seperti itu,” tegasnya.  menunjukkan     konsistensi,  baik
          kecil dan menengah (UMKM) agar      munculnya tindakan  kriminalitas.       Persoalan lain di Bengkulu        value secara ekonomi maupun
          roda perekonomian tetap berputar,   Sedangkan dalam jangka panjang       menurut Rohidin, secara produksi     dari sisi varian rasa. Hal ini menjadi
          sekaligus mendorong peningkatan     terkait dengan kualitas SDM.         padi tidak ada persoalan. Dirinya,   problem.
          investasi.  “Kita    memastikan        Dengan adanya Badan Pangan        telah berkoordinasi dengan Perum        Untuk  mendorong  diversifikasi
          UMKM yang dibina akan terus         Nasional, Rohidin mengatakan,        Bulog dan Badan Usaha Milik          pangan Rohidin juga melihat
          dikembangkan, sehingga dalam        pihaknya juga akan menata kembali    Daerah agar gabah yang dihasilkan    tantangan terhadap pola konsumsi
          menghadapi ancaman krisis global    kelembagaan pangan di daerah         masyarakat Bengkulu bisa dikelola    masyarakat     yang     cenderung
          ini,  perekonomian    masyarakat    dan regulasinya. Di tingkat provinsi   menjadi beras dengan kualitas      berbahan    baku    gandum    dan
          dapat tetap terkendali,” ujarnya.   dan kabupaten saat ini sudah ada     yang baik agar petani punya gairah.   terigu yang cenderung meningkat.
            Strategi lain, lanjut Rohidin,    Dinas Ketahanan Pangan. “Saat           “Pengolahan gabah menjadi         “Memang       terjadi  pergeseran
          dalam waktu dekat, pihaknya         ini kita masih mengagendakan         beras yang melibatkan BUMN saya      konsumsi masyarakat, tapi dari
          akan     melaksanakan       pasar   bagaimana  struktur kelembagaan      kira harus terstruktur. Bagaimana    beras ke terigu. Bahkan kini akan
          murah di seluruh wilayah di         kewenangan      regulasi.   Bicara   industri           pengolahannya,    menjadi ketergantungan kita pada
          Provinsi Bengkulu guna menjaga      tentang     kelembagaan,      juga   kemasannya     dan    sebagainya,”   pangan impor yang menguras
          stabilitas  bahan pokok di pasar    pembagian tugasnya,” katanya.        katanya.  Saat  ini  produksi padi   negara,  sehingga  akan  menjadi
          serta  menekan  inflasi.  Kegiatan     Dinas    Ketahanan     Pangan     petani diserap pelaku usaha di       problem,” tuturnya.
          pengendalian    inflasi   tersebut,   ini  Rohidin     mengibaratkan     Lampung dan Sumatera Barat,             Rohidin   berharap    persoalan
          dilakukan  terhadap    kebutuhan    sebagai    Badan   Pangan     level  kemudian berasnya kembali lagi       tersebut  harus  menjadi  bagian
          pokok yang paling terdampak dan     provinsi   maupun      kabupaten/    ke Bengkulu.                         dalam    konsepsi   nasional  dan
          menjadi penyumbang tertinggi        kota. Jadi secara fungsi sebagai        Rohidin    mengakui,     untuk    kebijakan   ini  perlu   dipikirkan
          terjadinya inflasi di Bengkulu.     badan koordinasi untuk menjaga       membangun        industri    beras   pergeseran pola makan, khususnya
            Menurutnya,     hampir     57%    keutuhan dan kestabilan pangan.      modern pihaknya masih terbatas       anak milenial.  apalagi produk
          wilayah   Bengkulu    merupakan     Untuk itu Dinas Ketahanan Pangan     anggaran. Sebab saat ini pihaknya    pangan    lokal   belum   mampu
          kawasan produktif. Dengan jumlah    dapat berkoordinasi lintas sektor    masih berfokus menangani hulu        mensubstitusi beras sebagai bahan
          9 kabupaten dan 1 kota secara       yang melibatkan Bulog dan sektor     yakni, seperti penyediaan benih      pangan pokok masyarakat.
          wilayah   sangat    berhubungan     lainnya.                             unggul.  “Kita ingin memastikan                               echa/Yul.
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12