Page 82 - E-MODUL_MBS
P. 82

BAB XVI PENUTUP
                        Munculnya MBS di Indonesia, baru secara sungguh-sungguh dimulai sejak
                  tahun  1999/2000,  ditandai  dengan  peluncuran  dana  bantuan  yang  disebut
                  Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Menurut Undang-Undang No.
                  25  tahun  2000,  MBS  dimaksudkan  sebagai  upaya  untuk  meningkatkan
                  kemandirian  sekolah  dalam  penyelenggaraan  pendidikan.  Perwujudan
                  School/Community  –  Based  Education  ditandai  dengan  pembentukan  Komite
                  Sekolah dan Dewan Pendidikan Kabupaten atau Kota. Sejarah baru pengelolaan
                  pendidikan  di  Indonesia  melalui  MBS  menjadikan  pengelolaan  pendidikan  di
                  Indonesia  berpola  desentralisasi,  otonomi,  pengambilan  keputusan  secara
                  partisipatif.  Berdasarkan  alasan  diterapkannya  manajemen  berbasis  sekolah
                  oleh Bank Dunia, terdapat 8 poin alasan, di antaranya yaitu: 1) Alasan ekonomis,
                  2) Politis, 3) Profesional, 4) Efisiensi administrasi, 5) Finansial, 6) Prestasi siswa,
                  7) Akuntabilitas, dan 8) Efektivitas sekolah. Adapun beberapa model MBS dari
                  beberapa negara, yaitu: 1) Model MBS di Hong Kong; 2) Model MBS di Australia;
                  3) Model MBS di Kanada, 4) Model MBS di Amerika Serikat, 5) Model MBS di
                  Inggris; 6) Model MBS di Indonesia.
                        Tujuan  penerapan  MBS  adalah  untuk  meningkatkan  kualitas  pendidikan
                  secara  umum  baik  menyangkut  kualitas  pembelajaran,  kualitas  kurikulum,
                  kualitas sumber daya manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya,
                  dan  kualitas  pelayanan  pendidikan  secara  umum.  Fungsi  dalam  Manajemen
                  Berbasis  Sekolah  dapat  dibagi  menjadi  perencanaan,  pengorganisasian,
                  pelaksanaan, pengawasan, dan kepemimpinan. Dalam Undang-Undang Nomor
                  20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 48 Ayat (1) dan
                  Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  Tahun  2005  Tentang  Standar  Nasional
                  Pendidikan  Pasal  49  Ayat  (1),  dapat  dipaparkan  prinsip  MBS  yang  meliputi
                  kemandirian,  keadilan,  keterbukaan,  kemitraan,  partisipatif,  efisiensi,  dan
                  akuntabilitas. Terdapat tiga prinsip MBS sebagai bentuk implementasi otonomi
                  daerah di bidang pendidikan yaitu otonomi sekolah, fleksibilitas, dan partisipasi.
                        Peran  yang  dimiliki  Komite  Sekolah  adalah  sebagai  pertimbangan,
                  pendukung, pengontrol, dan mediator. Kemudian, peran kepala sekolah memiliki
                  banyak  fungsi,  yaitu:  sebagai  evaluator,  manajer,  administrator,  supervisor,
                  leader, motivator, dan inovator.
                        Pengelolaan  pembelajaran  adalah  suatu  usaha  yang  sengaja  dilakukan
                  oleh  guru/  pengajar  yang  melibatkan  peserta  didik  dalam  mengelola
                  pembelajaran  guna  mencapai  tujuan  pembelajaran  secara  efektif  dan  efisien.
                  Peran guru dalam MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) adalah sebagai rekan
                  kerja, pengambilan keputusan, dan pengimplementasi program pengajaran. Para
                  guru  bekerja  bersama-sama  dengan  komitmen  bersama  dan  berpartisipasi
                  dalam  pengambilan  keputusan  untuk  mempromosikan  pengajaran  efektif  dan
                  mengembangkan sekolah dengan antusias. melalui peran para guru hubungan
                  personal  autentik  untuk  penanaman  nilai-nilai  bagi  para  siswa  dapat
                  berlangsung, untuk itu guru yang profesional dalam kerangka pengembangan
                  MBS perlu memiliki kompetensi antara lain kompetensi kepribadian (integritas,
                  moral,  etika  dan  etos  kerja),  kompetensi  akademik  (sertifikasi  kependidikan,
                  menguasai  bidang  tugasnya)  dan  kompetensi  kinerja  (terampil  dalam
                  pengelolaan pembelajaran) sedangkan peran administrator sekolah dalam MBS
                  (Manajemen  Berbasis  Sekolah)  adalah  pengembang  dan  pemimpin  dalam




                                                                                                     77
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86