Page 25 - E-Modul Pengembangan Pembelajaran PPKn SD_Neat
P. 25
memecahkan konflik/masalah sosial-budaya di masyarakat, (3) membantu
peserta didik dalam mengumpulkan data/informasi yang dibutuhkan untuk
mendukung pengambilan keputusan terhadap konflik/masalah yang sedang
dibahas. Hal ini bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan peserta
didik terhadap konflik/masalah sosial-budaya yang sedang dibahas, (4)
penyajian laporan oleh masing-masing tim kerja dalam bentuk diskusi kelas,
dimana guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran yang aktif-
kreatif, (5) penyimpulan hasil diskusi kelas oleh guru bersama-sama siswa
secara demokratis.
Kelima, tahap resolusi konflik, yang terdiri dari kegiatan: (1) pada fase ini,
peserta didik diberikan kesempatan yang leluasa untuk menentukan tindakan
atau sikap yang akan dilakukan berkaitan konflik yang ada dan telah dibahas
secara bersama-sama di kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman dan keterampilan peserta didik terhadap pemecahan
konflik/masalah sosial-budaya yang telah diputuskan, (2) membimbing dan
mengawasi peserta didik dalam melakukan merumuskan atau mengambil
keputusan terhadap konflik yang telah di negosiasikan, baik dalam kelompok
maupun secara klasikal. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan dan melatih
keterampilan serta ketertanggapan sosial-budaya peserta didik dalam
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajarinya, (3) merumuskan
secara definitive keputusan yang diambil berkaitan dengan konflik/masalah yang
telah dibahas, serta merumuskan rekomendasi kepada berbagai fihak yang
dipandang berkopeten menangani dan bertanggungjawab terhadap konflik yang
ada di tengah-tengah masyarakat (Lasmawan, 2003; Suastika, 2005).
b. Model Pembelajaran Berbasis Fortofolio
Fortopolio secara konseptual dapat dimaknai sebagai kumpulan hasil
karya peserta didik yang telah memenuhi standar-standar yang ditentukan oleh
guru. Hanya hasil karya yang dinilai paling baik, dijadikan sebagai fotofolio oleh
peserta didik. Menurut Cole, Ryan & Kick, (dalam Surapranata dan Hatta,
2006:46) pada hakekatnya terdapat dua bentuk fortofolio, yaitu: (1) fortofolio
produk, dan (2) fortofolio proses. Kedua bentuk fortofolio ini saling berkaitan satu
dengan yang lainnya, dimana ketelitian, keuletan, kerjasama tim dalam proses
pembuatan fortofolio akan sangat menentukan hasil atau fortofolio produk. Pada
proses pembuatan fortofolio untuk merumuskan kebijakan publik yang dapat
digunakan secara yuridis dan relevan dengan kondisi sosial budaya masyarakat
memerlukan keuletan, ketelitian dan motivasi yang kuat.
Bertalian dengan itu, proses pendampingan dan pengarahan dari guru
akan sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja individu dan kerja kelompok
peserta didik, yang pada akhirnya mampu menghasilkan karya terbaik peserta
didikk https://www.youtube.com/watch?v=uIWXhEkYvsw.
Model pembelajaran berbasis fortofolio mampu mendekatkan siswa pada
masalah-masalah aktual yang terjadi pada masyarakatnya. Hal ini sejalan
dengan misi baru pembelajaran PPKn untuk mengembangan keterampilan siswa
agar memiliki kemampuan berpikir kritis, peduli dengan masalah sosial empirik
yang terjadi pada kehidupan masyarakatnya, mampu memecahkan masalah
secara demokratis serta mampu merumuskan dan melaksanakan kebijakan
22